PIKIRAN RAKYAT - Tiongkok menjadi negara pertama yang menyebarkan wabah virus corona jenis baru yang disebut Covid-19.
Berdasarkan data dari worldometers, Tiongkok per-tanggal 17 Maret 2020 telah mencapai 80.894 kasus dengan angka kematian mencapai 3.237 dan menjadi kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Penyebaran Covid-19 sendiri dikatakan sangat masif, namun sejauh ini angka kematian masih jauh di bawah angka kesembuhan.
Dalam hal ini, sebuah studi menemukan bahwa 85 persen yang penderita Covid-19 di Tiongkok tidak terdeteksi sebelum negara tersebut memberlakukan larangan perjalanan pada Januari 2020 tersebut.
Berdasarkan penelitian, para peneliti menggunakan model matematika untuk menstimulasikan wabah.
Mereka menghitung penularan dari penderita yang dilaporkan memiliki gejala Covid-19, serta memperkirakan jumlah kasus penderita Covid-19 tanpa gejala.
Baca Juga: Malaysia Berlakukan Lockdown, Muhyiddin Yassin: Perintah tersebut Bukan Rangka untuk Berwisata
Studi tersebut menemukan bahwa kasus penderita Covid-19 yang tidak bergejala dapat menularkan virus dengan cepat dan mencapai jumlah setengah dari kasus yang memang menunjukkan gejala.
Para peneliti mengungkapkan bahwa penderita Covid-19 yang tidak memiliki gejala, mencapai sekitar 8 dari 10 kasus yang dilaporkan di Tiongkok sebelum 23 Januari 2020.
"ini adalah infeksi yang tidak memiliki gejala yang mengakibatkan outbreak di Tiongkok," ujar Seorang Profesor dari Universitas Columbia Jeffrey Shaman.
Dalam hal ini, penderita Covid-19 tak terdeteksi karena hanya memiliki gejala ringan bahkan sama sekali tidak mengalami gejala Covid-19.
Para peneliti juga memperkirakan bahwa jika virus pada penderita yang tak terdeteksi itu tidak menyebar, maka kasus terinfeksi di Wuhan akan berkurang sebanyak 66 persen, dan berkurang 79 persen di seluruh wilayah Tiongkok.
"Prosedur pengujian yang lebih aktif akan menemukan lebih banyak kasus," ujarnya.
Penderita yang tak terdeteksi ini dikonfirmasi dapat berlipat ganda dari satu negara ke negara lainnya.
Dalam hal ini, penderita yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala, saat menularkannya pada orang lain, malah orang yang tertular itu akan menunjukkan sakit yang lebih parah.
"Hanya karena anda mendapatkan penyakit dari seseorang dengan gejala ringan, tidak berarti penyakit anda menjadi ringan. Anda masih bisa berakhir di ICU," ujar Shaman.
Sebagian infeksi atau penderita Covid-19 yang menunjukkan gejala ringan justru jika menular pada orang lain malah akan membunuh, apalagi jika menular pada orang tua yang rentan secara medis.
Penderita Covid-19 yang tidak terdeteksi virus corona ini, cenderung tidak memiliki gejala seperti batuk atau bersin.
Orang-orang juga mengira bahwa penderita yang tak terdeteksi itu hanya memiliki pilek biasa karena hanya menunjukkan sedikit gejala.
Penderita tak terdeteksi ini juga memiliki perbandingan dua per-tiga lebih banyak dibanding penderita Covid-19 yang menunjukkan gejala.
Peneliti juga menunjukkan bahwa penyebaran secara geografisnya penderita yang tak terdeteksi Covid-19 relatif cepat dan justru sulit untuk dikendalikan.
"Ini akan terus menimbulkan tantangan yang besar untuk melakukan pencegahan wabah ke depannya," ujar Shanon.
Dalam hal ini, hal yang bisa dilakukan yakni dengan mengisolasi diri dari keramaian yang ada di luar. Kurangi aktivitas di tempat yang banyak orang.
Serta ke luar rumah hanya jika memiliki keadaan mendesak, seperti pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan.***