Setujui WHO Terkait Potensi Corona Menjadi Pandemi, Perdana Menteri Australia Mulai Siapkan Langkah-langkah Darurat

28 Februari 2020, 14:08 WIB
TABUNG tes darah dengan label keterangan positif 2019-nCoV atau virus corona COVID-19.* /REUTERS/


PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menjadi salah satu pemimpin yang mengakui virus corona sebagai ancaman global.

Inilah yang membuat Morrison mulai melakukan langkah-langkah darurat di Canberra untuk menahan penyebaran virus corona, tepatnya di ibukota Canberra pada Kamis, 27 Februari 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui situs Reuters bahwa Perdana Menteri Australia Scott Morrison melakukan langkah darurat tersebut didasarkan pada fakta yang menunjukkan bahwa virus corona telah menginfeksi 80.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 2.700 jiwa.

Baca Juga: Tak Bisa Berangkat setelah Arab Saudi Hentikan Layanan Umrah, Calon Jemaah Menumpuk di Bandara Soekarno Hatta

Morrison adalah salah satu pemimpin pertama di dunia yang mengakui ancaman virus corona yang menyebar secara luas. 

Bahkan pada hari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan risikonya sangat rendah terhadap penyebaran virus corona.

"Kami percaya risiko Pandemi global sangat besar untu kita," tutur Morrison pada konferensi pers di ibukota Canberra.

Oleh karena itu Morrison merasa perlu mengambil langkah-langkah tegas terkait pencegahan virus tersebut.

"Kita perlu mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan Jika pandemi terjadi," tutur Morrison menambakan.

Baca Juga: Kasus Anak Dibunuh Bapak karena Minta Uang Study Tour, Kadisdik Tasikmalaya Langsung Evaluasi : Tak Harus ke Luar Kota

Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan aktivasi rencana darurat, bahwa Australia akan membuat pemerintah federal bekerja dengan negara-negara bagian untuk memastikan rumah sakit siap menampung lonjakan pasien yang ada. 

Morrison akan bertemu dengan perdana menteri negara bagian pada hari Jumat untuk membahas apakah cuti dokter dan perawat perlu dibatalkan, sementara cek akan dilakukan pada stok medis, rantai pasokan dan sumber daya kesehatan.

Sejauh ini, Australia telah melaporkan 23 kasus coronavirus. Meskipun, 15 di antara mereka merupakan pendatang yang tiba dari Tiongkok dan telah dipulangkan dari rumah sakit.

Sedangkan, Delapan orang lainnya tetap di rumah sakit setelah ditetapkan mengidap virus corona setelah evakuasi dari kapal pesiar di Jepang.

Belum ada transmisi komunitas virus di Australia. Negara tersebut berusaha tegas dalam penanggulangan virus corona.

Baca Juga: Ketika Ganjar Pranowo Bercengkerama hingga Akrab dengan Anak Pengidap Down Syndrome: Suka Bola? Ayo Tos Dulu

Hal tersebut dibuktikan dengan aturan larangan masuk terhadap orang asing yang baru mengunjungi Tiongkok sejak 1 Februari 2020.

Morrison pun telah sepakat dengan komite Keamanan Nasional Negara untuk memperpanjang larangan bepergian bagi orang asing yang tiba dari daratan Tiongkok selama satu minggu mendatang.

Larangan itu juga telah mencegah ribuan pengunjung dan siswa dari bepergian ke Australia yang  secara signifikan akan merusak sektor pariwisata dan pendidikan.

Beberapa ekonomi pun telah memperingatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat berbalik begitu asaja saat wabah virus corona berubah menjadi pandemi.

Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Layanan Umrah karena Virus Corona, DPR RI Soroti Suasana Batin Calon Jemaah

Oleh karenanya, Morrison berusaha menahan penyebaran virus di Australia.

Bahkan, Morrison meyakinkan warganya masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

"Anda masih bisa pergi ke sepak bola dan bermain dengan teman-teman Anda di jalan, Anda bisa pergi ke konser dan Anda bisa keluar untuk makan di restoran Tiongkok," tutup Morrison.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler