Lewat Permen Karet Berusia 5.700 Tahun, Peneliti Denmark Ungkap Kehidupan Zaman Batu

21 Januari 2020, 18:10 WIB
Sebuah gumpalan permen karet berusia 5.700 tahun ditemukan di Syltholm di Lolland. /NY Daily News/ Theis Jensen

PIKIRAN RAKYAT - Para peneliti mampu mengidentifikasi adanya kehidupan zaman dahulu lewat temuan-temuan mereka pada beberapa dinding gua, batu, tulang, hingga tanda-tanda yang dibuat.

Namun, ada hal unik yang ditemukan para peneliti di Denmark yang berhasil mengkonstuksi wajah gadis pada zaman batu lewat gumpalan permen karet.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs NY Daily News, awalnya para peneliti di Denmark menemukan sebuah gumpalan permen karet kunya kuno.

Baca Juga: 5 Trik untuk Sembunyikan Dagu Ganda, Salah Satunya Ubah Gaya Rambut

Setelah diteliti, gumpalan permen karet tersebut disinyalir berusia hampir 5.700 tahun dan terdapat kandungan genom manusia.

Genom adalah informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme. Genom yang terdapat dalam gumpalan permen karet tersebut membuat peneliti berhasil merekonstruksi wajah seorang gadis pada zaman dahulu.

Menurut peneliti, genom yang terdapat dalam gumpalan permen karet tersebut sangat lengkap dan menjadi penelitian genom pertama selain dari tulang-belulang.

Baca Juga: 5 Hal Buruk yang Terjadi jika Tak Mencuci Tangan Sebelum Menyentuh Makanan

Menurut Profesor Universitas Kopenhagen, Hannes Schoeder, ia mengambil DNA yang berasal dari mikroba oral dan beberapa patogen manusia.

Ia menuturkan bahwa DNA purba sangat berharga sehingga para peneliti mampu mengetahui adanya kehidupan pada zaman dahulu.

Secara genetik, wanita yang terindentifikasi lewat gumpalan permen karet tersebut memiliki kemiripan dengan pemburu dari daratan Eropa.

Rekonstruksi artistik wanita yang mengunyah birch pitch. Dia dinamai Lola. NY Daily News/ Tom Björklund

Penelitian juga mengungkap bahwa gadis yang mengunyah permen karet memiliki kulit tubuh dan rambut yang gelap, serta mata yang biru.

Tak hanya fisik yang mampu terindentifikasi, namun peneliti mengatakan bahwa makanan terakhir yang dimakan sang gadis mungkin bebek dan hazelnut.

Selanjutnya, peneliti memberikan nama konstruksi wajah sang gadis yaitu Lola. Hal ini dikarenakan gumpalan permen karet tersebut ditemukan di pulau Lolland yang hidup sekitar 3.700 SM.

Baca Juga: Jelang Laga Kedua Kualifikasi R2 ACL 2020, Bali United Kunjungi KJRI Melbourne

Peneliti juga mengungkap bahwa permen karet yang dikunyah oleh wanita tersebut terbuat dari birch pitch, sebuah zat hitam-cokelat yang terbuat dari kulit kayu birch.

Tak hanya sebagai permen karet, pitch juga menjadi lem yang digunakan pemburu untuk membuat alat buruan dan sebagai sikat gigi prasejarah.

Gumpalan permen karet yang ditemukan mengandung 40 jenis mikroba, sehingga peneliti mampu mengkontruksi jelas gambaran sang gadis.

Baca Juga: Terjerat Kasus Ikan Asin, Galih Ginanjar Akui Rindu Barbie Kumalasari

Mikroba yang diidentifikasi menunjukkan bahwa sang gadis meninggal karena serangan virus Epstein-Barr yang menyebabkan mononukleosis, periodontalm, pneumonia, dan streptococcus pneumoniae.

Namun, peneliti tidak bisa mengungkap dimana dan berapa lama ia tinggal serta kapan sang gadis meninggal dunia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: NY Daily News

Tags

Terkini

Terpopuler