PR TASIKMALAYA - Thailand melaporkan temuan kasus Covid-19 varian Omicron pertama di negaranya.
Laporan ini menjadikan Thailand sebagai negara ke-47 yang memiliki kasus Covid-19 varian Omicron.
Adapun laporan temuan kasus pertama Covid-19 varian Omicron ini telah dikonfirmasi oleh Dirjen Departemen Pengendalian Penyakit di Thailand, Opas Karnkawinpong.
Disebutkan oleh Opas, kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Thailand tersebut berasal dari seorang warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Spanyol.
Baca Juga: Viral Tudingan Doddy Sudrajat Bukan Ayah Vanessa Angel, Sang Paman: Ngarang, Imajinasi, Itu Saya!
"Kasus terkonfirmasi pertama varian Omicron ditemukan pada pria AS berusia 35 tahun yang tinggal di Spanyol selama setahun," ungkapnya, sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.
Opas juga menambahkan bahwa pasien Covid-19 varian Omicron tersebut mengalami gejala ringan.
Saat ini, pihak otoritas kesehatan tengah melakukan pemeriksaan lanjutan pada orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Varian Omicron Meningkat, Pemerintah Inggris Justru Minta Masyarakat 'Nikmati Natal'
Kendati demikian, menurut Opas semua kontak masih berisiko rendah.
Sebagai langkah pencegahan kasus Covid-19 varian Omicron, negara Thailand diketahui telah melarang masuk warga negara asing (WNA) dari delapan negara Afrika.
Diantaranya, Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe.
Baca Juga: Ustaz Zacky Mirza Alami Kecelakaan Mobil di Aceh, Sang Istri Ungkapkan Kekhawatiran Ini
Pelarangan masuk WNA dari delapan negara di Afrika ini telah berlaku sejak awal Desember lalu.
Selain pelarangan masuk delapan negara tersebut, pemerintah setempat juga memberlakukan pembatasan perjalanan dari negara Afrika lainnya.
Sebagai informasi, jumlah kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi di Thailand hingga hari ini sudah ada lebih dari 2,1 juta kasus, dengan 20.966 kematian.
Baca Juga: 57 Eks Pegawai KPK Akan Jalani Uji Kompetensi ASN Polri
Sementara vaksinasi Covid-19 dosis lengkap di negara tersebut telah menjangkau hingga 57 persen masyarakat.***