PR TASIKMALAYA – Seorang pria Italia ini melakukan dengan caranya sendiri agar bisa mendapat sertifikat vaksin tanpa divaksin.
Pasalnya, pria Italia berusia 50 tahun itu kedapatan berusaha mendapatkan sertifikat vaksin virus corona tanpa benar-benar mendapatkan suntikan vaksin.
Cara yang dilakukan pria Italia untuk mendapat sertifikat vaksin tanpa disuntik adalah dengan menggunakan lengan palsu dan bukan miliknya.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Oddity Central, Hari ini, kasus itu terjadi saat seorang pria mengunjungi pusat vaksinasi di Biella, Italia barat.
Pria itu mengklaim dia ingin mendapatkan dosis vaksin Covid-19 dan siap untuk divaksinasi.
Semuanya berjalan lancar sampai saat pria yang namanya tidak dipublikasikan karena alasan privasi itu diminta oleh perawat untuk mengangkat lengan bajunya.
Dia hanya mengangkat sebagian lengan bagi bagian atasnya, yang menurut perawat itu agak aneh.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Diklaim Sengaja Hilangkan Foto Snub Natal Keluarga Harry dan Meghan
Akan tetapi, perawat baru benar-benar yakin ada sesuatu yang salah ketika dia menyentuh kulit pria tersebut dan merasa itu bukan tekstur yang seharusnya.
Menyadari bahwa apa yang disentuhnya bukanlah kulit atau daging manusia, perawat tersebut meminta pria kelahiran Biella itu untuk membuka lengannya sepenuhnya.
Pada saat itu, pria tersebut berusaha untuk menyembunyikan apa lengan silikon palsu.
Pria itu bahkan mencoba meyakinkan perawat untuk menunjukkan bahwa dia tidak melihat apa-apa.
Akan tetapi, perawat memberi tahu atasannya yang memanggil polisi.
“Kasus ini mendekati hal yang konyol, tidak dapat diterima dalam menghadapi pengorbanan pandemi yang membuat seluruh komunitas kita membayar, dalam hal kehidupan manusia dan biaya sosial dan ekonomi,” ujar Alberto Cirio, gubernur Piedmont.
Baca Juga: Ribuan Akun Media Sosial Twitter Dilaporkan Dinonaktifkan karena Hal Ini
Ia mengucapkan terima kasih kepada staf bertanggung jawab yang menyerahkan pelaku.
Pria yang datang dengan ide menggunakan lengan silikon untuk vaksin kemungkinan besar akan menghadapi tuntutan pidana dan harus muncul di depan hakim.***