PR TASIKMALAYA – Twitter telah menonaktifkan ribuan akun yang dicurigai dikelola oleh pemerintah Tiongkok serta dipakai untuk menutupi bukti kejahatan kemanusiaan terhadap Suku Uighur di kamp-kamp pendidikan ulang Xinjiang.
Para ahli menilai perbuatan Tiongkok yang berusaha menutupi sederetan tindakan kejahatan kemanusiaan terhadap Suku Uighur sebagai operasi propaganda yang sangat memalukan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman The Guardian, ribuan akun Twitter yang dinonaktifkan per Jumat, 3 Desember 2021, diduga menggunakan foto dan profil palsu dari orang-orang Uighur.
Di mana di dalam ribuan akun tersebut terdapat testimoni seputar kehidupan bahagia orang-orang Uighur yang bermukim di Xinjiang, Tiongkok.
Propaganda akun Twitter palsu ini diduga menjadi aksi terbaru pemerintah Negeri Tirai Bambu untuk menutupi sejumlah kejahatan kemanusiaan terhadap suku Muslim tersebut. Termasuk kejahatan kerja paksa juga sterilisasi.
Diketahui bahwa peredaran Twitter sendiri sebenarnya dilarang di Negeri Tirai Bambu.
Akan tetapi sejumlah pejabat Tiongkok biasa menggunakan media sosial (medsos) yang terkenal dengan lambang burung birunya itu untuk menyebarkan propaganda ke dunia.
Baca Juga: Ria Ricis Angkat Bicara Soal Kehamilan, Istri Teuku Ryan: Nanti Takutnya...