Batalkan Ancaman untuk Mengusir Duta Besar 10 Negara Barat dari Turki, Erdogan Tegaskan Soal Kedaulatan

26 Oktober 2021, 11:55 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menarik kembali ancamannya soal pengusiran duta besar 10 negara Barat dari Turki karena ini. //Reuters/Francois Lenoir

PR TASIKMALAYA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membatalkan ancamannya untuk mengusir 10 duta besar negara Barat.

Sebelumnya, Erdogan berencana mengusir duta besar itu karena pernyataan dukungan bersama mereka untuk seorang pemimpin masyarakat sipil Turki yang dipenjara.

Erdogan mengatakan dia telah memerintahkan para duta besar untuk dinyatakan sebagai persona non grata karena mengupayakan pembebasan dermawan terkemuka Turki, Osman Kavala.

Baca Juga: Natasha Wilona Diduga Jadi Keretakan Rumah Tangga Celine dan Stefan William, Denny Darko: Ini adalah Tanda...

Kavala ditahan selama empat tahun atas tuduhan mendanai protes dan keterlibatan dalam upaya kudeta pemerintahan Turki.

Namun perintah pengusiran itu dibatalkan setelah AS dan beberapa negara terkait lainnya mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka menghormati konvensi PBB.

Konvensi itu mengharuskan diplomat untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tuan rumah.

Baca Juga: Natasha Wilona Diduga Jadi Keretakan Rumah Tangga Celine dan Stefan William, Denny Darko: Ini adalah Tanda...

“Pernyataan baru itu menunjukkan bahwa mereka telah mengambil langkah mundur dari fitnah terhadap negara kita. Mereka akan lebih berhati-hati sekarang," ujar Erdogan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera.

Utusan dari Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan AS pekan lalu menyerukan resolusi yang adil dan cepat untuk kasus Kavala.

Ke-10 duta besar tersebut mewakili sekutu NATO, mitra dagang, dan anggota Uni Eropa.

Baca Juga: Dijenguk Ruben Onsu, Dorce Gamalama Tampak Pucat dan Minta Hal ini

Turki adalah negara kandidat UE, tetapi pembicaraan keanggotaan praktis telah dibekukan selama bertahun-tahun.

“Pengadilan Turki tidak menerima perintah dari siapa pun, dan tidak di bawah komando siapa pun,” tegas Erdogan.

"Niat kami sama sekali bukan untuk menciptakan krisis tetapi untuk melindungi hukum, kehormatan, kepentingan, dan hak berdaulat kami," lanjutnya.

Baca Juga: Terawang Kemungkinan Stefan William dan Natasha Wilona Bersama, Denny Darko Ungkap Muncul Energi Ini

Fahrettin Altun, direktur komunikasi Turki, memperingatkan bahwa mereka tidak akan menahan diri untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika duta besar itu masih melanjutkan seruan mereka.

“Kementerian luar negeri kami telah memberikan tanggapan yang diperlukan untuk duta besar asing ini dan memperingatkan mereka tentang perilaku mereka yang tidak dapat diterima,” kata Altun.

“Pemerintah kami tidak akan menghindar dari langkah lebih lanjut untuk menunjukkan bahwa kami tidak akan pernah mengkompromikan kedaulatan nasional kami,” tambahnya.

Baca Juga: Kasus Geoffrey Guiliano Aktor VIP 'Squid Game' Kembali Viral, Bentak Pelanggan di Thailand dengan Cacian Kasar

Sebelumnya, Erdogan menyambut pernyataan terbaru itu oleh beberapa kedutaan Barat.

Sementara itu menurut Sinan Ulgen, mantan diplomat dan ketua Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Istanbul, kementerian luar negeri kemungkinan berusaha mencari jalan keluar dari krisis yang membuat Erdogan senang.

“Jika pengusiran terjadi kita akan melihat lebih banyak negara menarik duta besarnya dari Turki karena akan ada dorongan untuk menunjukkan solidaritas dengan Prancis dan Jerman dari lebih banyak negara Uni Eropa,” katanya.

Baca Juga: Terkait Harga Tes PCR, Fadli Zon: Jangan Jadikan Pandemi Ini Bisnis di Atas Penderitaan Rakyat

Kavala, seorang pengusaha dan kontributor kelompok masyarakat sipil, dipenjara karena diduga mendanai protes nasional pada tahun 2013.

Ia juga dituduh memiliki keterlibatan dalam kudeta yang gagal pada tahun 2016. Pengadilannya berlanjut tetapi dia telah membantah tuduhan tersebut.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler