PR TASIKMALAYA – Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu, 17 Juli 2021, melaporkan kasus pertama positif Covid-19 di kampung atlet.
Kasus pertama Covid-19 yang dilaporkan terjadi di kampung atlet Olimpiade Tokyo 2020 menyebabkan International Olympic Committee (IOC) alias Komite Olimpiade Internasional mendapatkan perhatian lebih dari dunia.
Sebab dunia kini jadi mempertanyakan apakah Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dimulai di tanggal 23 Juli 2021 nanti memang benar bisa diselenggarakan secara aman dan sehat di tengah Covid-19?
Menurut laporan Reuters sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, kasus pertama Covid-19 di kampung atlet ini menjadi tamparan keras bagi jajaran panitia lokal serta IOC.
Lantaran panitia lokal dan IOC adalah dua pihak yang bersikeras menjamin bahwa Olimpiade Tokyo 2020 tidak akan jadi pusat penyebaran Covid-19 baru.
Pada Sabtu, 17 Juli 2021, panitia lokal Olimpiade Tokyo 2020 mengonfirmasi bahwa yang terpapar Covid-19 adalah pengunjung dan bukannya atlet.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Mengonsumsi Bawang Putih Dapat Langsung Menyembuhkan Covid-19?
Si pengunjung dari luar negeri yang ikut bekerja untuk gelaran Olimpiade Tokyo 2020 baru saja melakukan pemeriksaan rutin pada Jumat, 16 Juli 2021.
Dan di hari yang sama, pengunjung tersebut dinyatakan positif Covid-19.
Panitia lokal menolak berkomentar soal kebangsaan dari si pengunjung yang terpapar Covid-19 karena masalah tersebut menyangkut privasi seseorang.
Selain melaporkan kasus pertama yang terjadi di kampung atlet, konferensi pers pada Sabtu, 17 Juli 2021, juga menyebutkan adanya 14 kasus Covid-19 baru yang semuanya berkaitan dengan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Dari 14 kasus baru, dua di antaranya merupakan awak media, tujuh kontraktor, dan lima lainnya berperan sebagai staf pertandingan.
Sejauh ini sudah ada lebih dari 40 orang yang terlibat dalam Olimpiade Tokyo 2020 dan positif Covid-19.
Baca Juga: Bikin Iri! Harga Baju Kucing Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Disoroti Warganet: Nangis deh ...
Dan Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto pada Sabtu, 17 Juli mengatakan bahwa dirinya paham benar akan kekhawatiran masyarakat.
“Saya mengerti bahwa masih banyak faktor yang meragukan. Panitia harus meyakinkan warga bahwa gelaran olimpiade ini aman dan sehat,” jelas Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto lewat konferensi pers yang digelar Sabtu.
Adapun pernyataan dari ketua panitia Olimpiade Tokyo 2020, Toshiro Muto yang mengatakan pada Sabtu, 17 Juli, bahwa timnya sedang bekerja keras untuk mengatasi kemungkinan kasus Covid-19 baru.
Baca Juga: Tanggapi Gugatan Cerai dari Anggi Novita, Ferry Irawan Menangis: Saya Sakit Dibilang Akting
Saat ini, panitia Olimpiade Tokyo 2020 menerapkan tes saliva atau air liur harian bagi para atlet.
Dan tes tersebut juga diberlakukan untuk para staf dan pekerja yang terlibat langsung dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2020.
Meski sudah berusaha menenangkan warga serta opini dunia soal gelaran Olimpiade Tokyo 2020, tetap saja IOC mendapatkan perhatian lebih.
Sebab gelaran Olimpiade Tokyo 2020 memang sudah sejak awal ditentang.
Baca Juga: Ceritakan Kronologis Kepergian sang Ayah, Ustaz Solmed: Mau Ngisi Oksigen Enggak Dapat
Dan Presiden IOC Thomas Bach malah bersikeras bahwa Olimpiade Tokyo 2020 harus digelar dan warga Jepang harus menyambut para atlet dengan ramah.
“Kami sangat jelas dengan pandangan sinis dari sebagian masyarakat Jepang. Kami meminta dan mengajak warga Jepang untuk secara ramah menyambut serta mendukung para atlet dari seluruh dunia,” ucap Thomas Bach dalam konferensi pers.
“Kami yakin masyarakat Jepang akan melihat kesuksesan atletnya dalam olimpiade sehingga tentangan akan makin berkurang,” lanjut Thomas Bach.
Baca Juga: Sempat Viral di Medsos, Oknum Satpol PP Gowa Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Penganiayaan
Di sisi lain, panitia lokal penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 tidak hanya dipusingkan dengan kasus pertama Covid-19 di kampung atlet tetapi juga hilangnya satu atlet angkat berat Uganda.
Atlet angkat berat Uganda itu bernama Julius Ssekitoleko dan ia dilaporkan menghilang dari arena latihan di Osaka pada Jumat, 16 Juli 2021.
Menurut keterangan panitia dan laporan media, atlet angkat berat tersebut meninggalkan surat sebelum menghilang.
Baca Juga: Kritik Pemerintahan Jokowi di Masa PPKM, Rocky Gerung: Presiden Tidak Bisa Ambil Kesimpulan
Suratnya berisi dirinya ingin menetap dan bekerja di Jepang sebab hidup di Uganda terlalu sulit untuknya.
Per Sabtu, 17 Juli 2021, panitia lokal Olimpiade Tokyo 2020 dibantu pihak kepolisian masih mencari si atlet Uganda yang hilang karena tidak ingin memperkeruh masalah dari buntut laporan kasus pertama Covid-19 di kampung atlet.***