Krisis Migrasi, Sekelompok Bayi dan Balita Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Libya

26 Mei 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi - Sekelompok Bayi dan Balita Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Libya. /Pixabay/Pat_Scrap/

PR TASIKMALAYA - Sejumlah jenazah bayi dan balita telah ditemukan di pantai Libya pada hari Sabtu, 22 Mei 2021.

Tragedi kemanusiaan ini pun menjadi tanda krisis migrasi yang terjadi di perbatasan Eropa.

Mereka merupakan bagian dari sekian banyak imigran yang berangkat menggunakan perahu dari Libya selama beberapa hari terakhir.

Baca Juga: MY Wajib Tahu! Ini Dia 6 Kesukaan Winter Aespa, Mulai dari Makanan Hingga Julukan Favorit

Menurut Oscar Camps, anak-anak tersebut sebelumnya bermigrasi bersama orang tua mereka.

Oscar merupakan pendiri LSM asal Spanyol, Proactiva Open Arms, yang fokus dalam pencarian dan penyelamatan di laut.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Guardian, Oscar juga memposting foto-foto jenazah tersebut di akun Twitter miliknya.

Baca Juga: Tanggapi Komentar Kejam Netizen, Jessica Iskandar: Kalian Pikir dengan Begitu Aku Jadi Lebih Baik? Tidak!

"Saya masih merasa syok dengan betapa mengerikannya gambar-gambar ini," kaya Oscar Camps dalam cuitannya.

Nancy Porsia, jurnalis asal Italia mengatakan bahwa jenazah anak-anak itu ditemukan di pantai di Kota Zuwara.

Jenazah-jenazah tersebut lantas dikumpulkan oleh militer Libya dan dikebumikan di pemakaman Abu Qamash.

Baca Juga: BTS Berhasil Pecahkan 5 Rekor Sekaligus yang Tercatat di Guinness World Records Lewat 'Butter'

Foto jenazah anak-anak itu kemudian disandingkan dengan foto Alan Kurdi, seorang anak berusia tiga tahun yang meninggal pada tahun 2015.

Seperti halnya anak-anak ini, Alan juga ditemukan telah tewas tertelungkup di pesisir pantai Turki.

Kematian Alan telah menarik perhatian seluruh dunia terhadap krisis migrasi.

Baca Juga: Gerah dengan Pembajakan, Penulis Tere Liye Sebut Pembelinya Dungu hingga Tuai Kritik Netizen

Flavio Di Giacomo, juru bicara badan migrasi PBB di Italia, memberikan pernyataan terkait tragedi ini.

Menurutnya, tidak jelas kapan para korban berangkat dari Libya dan apa yang terjadi dengan kapal mereka.

“Ini adalah gambar yang dramatis. Kami sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dengan rekan-rekan kami di Libya," kata Flavio.

Baca Juga: ARMY! Ternyata Ini Lho Makna Nomor yang Dibawa BTS Dalam MV Butter!

"Ada banyak bangkai kapal yang tidak pernah tercatat. Kami tidak dapat mengecualikan bahwa kapal ini mungkin salah satunya," sambungnya.

Ribuan orang telah meninggalkan Libya ke pantai Eropa dalam beberapa pekan terakhir.

Mereka terpaksa melarikan diri sebab penyelundup manusia memanfaatkan laut yang tenang untuk meluncurkan puluhan kapal.

Baca Juga: Panduan Tata Cara Pelaksananaan Shalat Sunnah Gerhana Bulan Yang terjadi pada 26 Mei 2021

Namun, banyak juga di antara mereka yang tidak pernah mencapai tujuan.

Pekan lalu, pihak berwenang Tunisia mengatakan puluhan orang tewas dalam kecelakaan kapal di lepas pantai Tunisia.

Sementara pada bulan April 2021, lebih dari 130 orang tewas setelah perahu karet yang mereka tumpangi terbalik dalam terjangan badai di lepas pantai Libya.

Menurut badan migrasi PBB, sekitar 630 orang Libya telah tewas di Mediterania tengah tahun ini ketika mencoba mencapai Eropa.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler