Kian Beringas, Militer Kini Kembali Tembaki Para Pekerja Medis Myanmar, Beberapa Orang Terluka

15 April 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi. Aksi kekejaman militer Myanmar kian brutal, kali ini aksi serangan hingga tembakan mengarah pada pekerja medis di negara tersebut.* /REUTERS/Stringer

PR TASIKMALAYA - Pada Kamis, 15 April 2021, militer Myanmar kembali melepaskan tembakan pada para demonstran pro-demokrasi.

Para pekerja medis berkumpul di kota Mandalay, dan sebagian pekerja menjadi korban kekerasan militer Myanmar.

Demonstran telah melangsungkan protes secara damai sejak Februri 2021 lalu, karena pemimpin sah Aung San Suu Kyi di kudeta oleh militer Myanmar.

Baca Juga: Kerap Jadi Korban Eksploitasi, Kemnaker Siap Beri Perlindungan Bagi ABK Perikanan Indonesia

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, pekerja medis berada di barisan depan saat demo, tetapi dibubarkan oleh militer dengan tembakan.

Selain melepaskan tembakan, pasukan militer menahan beberapa orang pendemo.

Pada demonstrasi itu, banyak yang terdiri dari kalangan pekerja medis di instasi rumah sakit.

Baca Juga: Pasca Konflik dengan Siti Badriah, Rizky Billar Sarankan Ini untuk Lesty Kejora

Belum diketahui berapa rincian korban terluka dan korban yang ditahan oleh pasukan militer.

Aksi kudeta militer mengakibatkan Myanmar masuk ke dalam krisis setelah sepuluh tahun melangkah menuju demokrasi.

Ekonomi Myanmar terpukul cukup parah karena aksi demonstrasi dimana-mana dan pemogokan pekerja di berbagai sektor.

Baca Juga: PKL Coba Raup Untung di Area Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Pedagang Sosis Bakar Berusaha Tak 'Gulung Tikar'

Akibat itu peristiwa itu semua, ekonomi Myanmar terhenti secara total dan masuk ke dalam jurang krisis.

Demonstrasi yang berkepanjangan mengakibatkan pembatalan libur tahun baru selama lima hari yang dikenal sebagai Thinyan.

Para demostran rela membatalkan libur lima hari tahun baru mereka demi menegakkan keadilan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Baru di India Kembali Melonjak Hingga 184.372 Kasus Sehari Pasca Festival Keagamaan

Aktivis pro-demokrasi fokus untuk terus menentang para jenderal militer yang merebut kekuasaan sah pemimpin mereka.

Asosiasi Bantuan Untuk Tahanan Politik mengatakan, bahwa pasukan militer telah membunuh setidaknya 715 pengunjuk rasa, sejak penggulingan Aung San Suu Kyi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkap bahwa pihaknya khawatir terhadap kekerasan militer Myanmar terhadap para demonstran.

Baca Juga: Lirik Lagu Side By Side (Korean Ver.) - THE 8 SEVENTEEN, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kekerasan tersebut berisiko meningkat menjadi konflik sipil, seperti halnya yang terjadi di Suriah.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler