Tambang Terbesar di Tiongkok Meledak, Puluhan Pekerja Terjebak Selama Dua Minggu

25 Januari 2021, 12:04 WIB
Ilustrasi ledakan. /Pixabay/geralt./

PR TASIKMALAYA - Sebanyak 22 orang penambang terjebak di tambang Hushan pada tanggal 10 Januari 2021.

Terjebaknya para pekerja tambang itu diakibatkan oleh ledakan di Qixia, sebuah daerah penghasil emas terbesar di Kota Yantai, Tiongkok.

Dua minggu kemudian, pada hari Minggu, 24 Januari 2021, tim penyelamat berhasil menyelamatkan sebelas orang penambang.

Baca Juga: 'Ekonomi Makin Berat', Andi Arief Unggah Foto SBY Jual Nasi Goreng

Hasil rekaman TV memperlihatkan penambang pertama yang ditarik keluar di pagi hari, berada dalam kondisi yang sangat lemah.

Penambang itu juga melindungi matanya menggunakan penutup mata berwarna hitam.

Beberapa jam berikutnya, sepuluh orang penambang dari bagian tambang yang berbeda juga telah berhasil diselamatkan petugas.

Baca Juga: Kehilangan Jutaan Pengguna akibat Kesalahpahaman, WhatsApp Resmi Tunda Penerapan Kebijakan Baru

Di antara para korban, hanya satu orang yang menderita luka, sedangkan beberapa lainnya masih mampu berjalan dengan bantuan para petugas.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, mereka pun meninggalkan lokasi dengan ambulans.

Tim penyelamat telah berjuang melawan kondisi sulit untuk menyelamatkan para pekerja di tengah naiknya air setelah ledakan.

Baca Juga: Penunjukkan Budiman Sudjatmiko Dituduh Bagi-bagi Jatah, Muannas Alaidid: Dia Jelas Mumpuni

Kontak pertama kali dilakukan seminggu yang lalu dengan kelompok penambang yang terperangkap di 580 meter di bawah permukaan tanah.

Sejak saat itu, para penambang tersebut telah menerima persediaan makanan dari petugas penyelamat.

Pasokan seperti makanan, obat-obatan, dan yang lainnya diturunkan melalui beberapa lubang yang dibor melalui bebatuan.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Mahfud soal Ambroncius Nababan, Roy Suryo: Diragukan Ketegasannya

Salah seorang dari mereka yang terluka parah dalam ledakan awal, telah dipastikan tewas usai mengalami cedera kepala dan koma.

Detektor kehidupan dan pasokan makanan pun telah diturunkan ke bagian lain tambang untuk menemukan penambang lain yang hilang.

Penambang pertama yang berhasil diselamatkan, ditemukan di bagian yang lebih dekat ke permukaan dibanding tempat kelompok pertama berada.

Baca Juga: Diminta jadi Komisaris PTPN V, Budiman Sudjatmiko: Saya Sanggupi, Ini Kompetensiku

Kecelakaan pertambangan seperti ini memang sering terjadi di Tiongkok.

Salah satunya di bulan Desember 2020, ketika 23 pekerja tewas setelah terjebak di bawah tanah di sebelah barat daya Kota Chongqing.

Hal ini dipicu oleh buruknya catatan keselamatan yang dimiliki oleh industri pertambangan dengan peraturan yang seringkali diabaikan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler