Sebagai Upaya Cegah Penyebaran Covid-19, Kim Jong Un Dikabarkan Eksekusi Dua Warga Negaranya

28 November 2020, 11:23 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. //Victoria_Borodinova//Pixabay

PR TASIKALAYA - Berbagai negara di dunia saat ini tengah mencari jalan keluar agar bisa mengakhiri pandemi Covid-19 yang dimulai sejak akhir tahun kemarin. 

Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk oleh Negara Korea Utara mengusahakan agar pandemi tak menyerang negaranya. 

Dikabarkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeksekusi dua orang, menutup ibu kota negara, dan melarang penangkapan ikan di laut dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga: Hindari Provokasi, Kades Lemban Tongoa Larang Warga Upload Kasus Penyerangan

Hal itu disampaikan oleh Badan Mata-Mata Korea Selatan kepada anggota parlemen, Jumat 27 November 2020.

"Kim marah secara berlebihan dan mengambil "tindakan irasional" dalam beberapa pekan terakhir sebagai akibat dari pandemi," ujar salah satu pejabat, Ha Tae-keung yang diberi pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional.

Kim diduga membunuh seorang penukar uang terkenal di Pyongyang bulan lalu dan mengeksekusi seorang pejabat penting karena melanggar peraturan soal barang impor pada Agustus. Tak satu pun dari korban yang diidentifikasi.

Diktator Korea Utara itu juga mengunci kota Pyongyang dan Provinsi Jagang utara untuk mencegah penyebaran Covid-19, dan meminta perusahaan farmasi Korea Selatan diretas untuk mempelajari rahasia tentang vaksin yang dikembangkannya.

Baca Juga: Hindari Provokasi, Kades Lemban Tongoa Larang Warga Upload Kasus Penyerangan

Kim juga melarang penangkapan ikan dan produksi garam di laut untuk mencegah air laut terinfeksi virus mematikan itu.

Hal ini terlepas dari pemerintah Korea Utara yang terus bersikeras mengatakan bahwa negara itu tidak memiliki satu pun kasus virus corona. 

Wabah Covid-19 di negara rahasia itu dapat berdampak melumpuhkan pada sistem perawatan kesehatannya, yang kekurangan pasokan medis yang tepat.

Selain kekhawatiran virus corona, Kim khawatir Presiden terpilih Joe Biden akan turun lebih keras di Kerajaan Pertapa daripada Presiden Trump.

Baca Juga: HRS Berpotensi Menjadi Tersangka, Refly Harun: Semua Orang yang Hadir Juga Harus Dipidana

Selama berminggu-minggu, pemerintah Korea Utara tetap bungkam tentang kemenangan Biden atas Trump.

Tetapi anggota parlemen Kim Byung-kee mengatakan Korea Utara khawatir hubungan persahabatannya dengan Trump akan menjadi tidak berguna dan percaya itu harus dimulai kembali dengan pemerintahan Biden yang akan datang.

Kim telah memerintahkan misi diplomatik luar negeri untuk tidak memprovokasi Amerika Serikat, memperingatkan duta besar mereka tentang konsekuensi jika komentar atau tindakan mereka yang terkait dengan AS menyebabkan masalah pada hubungannya dengan Washington.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler