PR TASIKMALAYA - Sabtu, 26 September 2020 pihak Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan seorang pejabat perikanan Korea Selatan dan menyarankan hal tersebut menjadi penyelidikan bersama oleh kedua belah pihak, karena kemarahan publik dan politik atas insiden tersebut semakin meningkat.
Tindakan itu dilakukan karena permintaan maaf yang jarang dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya telah gagal menenangkan kritik atas penanganan pemerintah Moon Jae in atas kecelakaan itu.
Setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional tadi malam, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan akan menyerukan penyelidikan bersama atas kasus tersebut dengan Korea Utara jika diperlukan, dengan mengatakan ada perbedaan dalam laporan kecelakaan dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Menanggapi Prediksi ITB Soal Tsunami, ini 3 Hal Penting yang Harus Dilakukan dalam Mitigasi Bencana
Militer Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis bahwa tentara Korea Utara membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.
Tetapi pemerintah Korea Utara dalam sebuah pesan pada hari Jumat, 25 September 2020 menyatakan bahwa tentaranya menembak "penyusup ilegal" dan membantah telah membakar tubuhnya.
Dalam pesan tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikutip menawarkan permintaan maaf karena mengecewakan rekannya Moon Jae-in dan rakyat Korea Selatan.
Baca Juga: Akan Jadi Kebiasaan Baru, WFH Diprediksi Bill Gates Akan Berlanjut Bahkan Setelah Pandemi Selesai
Oposisi utama People Power Party mengatakan pada hari Sabtu bahwa permintaan maaf Kim tidak tulus, menyerukan kepada pemerintah Moon Jae In untuk mengirim kasus tersebut ke Pengadilan Kriminal Internasional dan Dewan Keamanan AS.