Mengenal Diet Pescaterian, Benarkah Berisiko Menurunkan Imunitas Tubuh?

- 5 November 2020, 14:52 WIB
Ilustrasi diet.
Ilustrasi diet. /Pixabay/stevepb

PR TASIKMALAYA - Presenter Melaney Ricardo dan penyanyi Ed Sheeran diketahui menjalani pola makan ketat, salah satunya diet pescaterian.

Melaney menjelaskan, pada saat menjalani diet tersebut, ia hanya mengkonsumsi ikan-ikanan dan sayur mayur tanpa makan daging merah, maupun protein dari daging putih seperti ayam.

Dalam penjelasannya, ia tak menyebut bahwa diet ini sebagai salah satu pemicu turunnya
imunitas sehingga ia terkena Covid-19. Ia hanya menjelaskan kala itu kondisinya sangat kelelahan.

Baca Juga: Gaungkan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Optimalkan Destinasi Wisata Domestik

Namun demikian kini muncul banyak pertanyaan, apakah pola diet tersebut bisa berisiko membuat sistem kekebalan tubuh seseorang menurun sehingga terinfeksi Covid-19?

Ahli gizi yang tergabung dalam Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI), Irtya Qiyamulail mengatakan, sebenarnya diet ini tak akan menurunkan sistem imunitas tubuh asalkan semua kebutuhan zat gizi terpenuhi.

"Menjalani diet ini tidak akan menurunkan sistem imunitas tubuh kita selama kebutuhan zat gizi seperti protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, zat besi, dan kebutuhan air harian sudah terpenuhi.

Baca Juga: Segera Dirilis, Berikut Daftar Permainan yang Tersedia di PlayStation 5

"Zat-zat gizi inilah yang membantu dalam mengoptimalkan imunitas tubuh," kata Irtya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Rabu, 4 November 2020

Diet pescatarian sendiri merupakan pola makan berbasis konsumsi tumbuh-tumbuhan ditambah ikan dan seafood atau makanan laut.

Sebenarnya secara umum ada dua variasi mengenai pola diet ini yakni masih mengonsumsi produk susu dan telur, dan satunya lagi, membatasi produk hewani hanya ikan dan seafood saja.

Baca Juga: Komitmen Menekan Dampak Buruk Napza, Kemensos: Perlu Sosialiasi Intensif Dibanding Tindakan Hukum

Berkaitan dengan hal tersebut, dokter yang berfokus pada pengobatan herbal di Amerika Serikat Josh Axe mengatakan, diet ini memadukan manfaat nabati dan seafood.

"Penganut vegan tidak menyertakan seluruh produk hewani, padahal ada banyak manfaat jika tetap menyantap ikan dan seafood pada diet, salah satunya membantu defisiensi kekurangan beberapa nutrisi dalam diet vegan," ujar Josh.

Pegiat diet vegan, biasanya kekurangan vitamin B12 (yang hanya ditemukan pada produk hewani), protein atau asam amino tertentu (bahan penyusun protein).

Baca Juga: Simaklah Beberapa Tips Merawat Diri saat Kita Terkena Alergi!

Diet ini juga memiliki rasio asam lemak esensial yang tidak seimbang (omega-6 hingga omega-3), sehingga menyebabkan kekurangan zat besi (yang dapat menyebabkan anemia).

Padahal protein dan vitamin B12 sangat penting untuk proses metabolisme tubuh dan fungsi saraf serta untuk membangun tulang dan otot yang kuat.

Jadi, salah satu keuntungan memilih pola makan pescatarian daripada vegan saja adalah Anda masih bisa mendapatkan protein dan vitamin B12 lengkap dari makanan laut. Belum lagi, ikan itu sendiri cukup bagus untuk bagi tubuh manusia.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air pada Kuartal 3 Diramalkan akan Minus, Bayang-bayang Resesi Makin Nyata

Namun demikian, menurut ahli diet di Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, Lauren Manaker, penganut diet pescatarian juga bisa berisiko kekurangan zat besi.

Selain itu, jika menjalankan pescatarian yang ketat dan menghindari produk susu dan telur juga dapat menyebabkan  kekurangan kalsium dan kolin.

"Dua sumber kolin terbaik adalah kuning telur dan hati. Suplementasi kolin sering kali diperlukan bagi siapa pun yang mengikuti diet pescatarian," ujar Lauren.

Baca Juga: 14 Tahun Beroperasi, 3 Orang Tersangka Diamankan Polisi Terkait Praktik Aborsi Ilegal

Di sisi lain, mereka yang menjalani diet ini sangat mungkin mengalami mental down karena daging dan sebagian besar produk hewani dilarang.

Tak dapat dipungkiri pola makan dengan menu itu-itu saja memungkinkan munculnya rasa bosan.

Kondisi ini dapat membuat seseorang meningkatkan asupan karbohidrat, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, kekurangan protein, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah