Network
2. Carilah mentor
Prinsip stoikisme ini mengajarkan kita untuk mencari panutan atau mentor yang dapat menjadi teladan dalam hidup kita. Seneca menyarankan untuk memilih seseorang yang cara hidup, kata-kata, serta penampilannya mencerminkan karakternya.
Temukan seseorang yang memiliki nilai, etos kerja, atau pandangan hidup yang patut dijadikan contoh. Hal ini akan membantu kita tetap jujur pada diri sendiri dan memberikan standar yang dapat kita gunakan untuk mengukur perkembangan dan karakter kita.
3. Terimalah bahwa setelah kegagalan pasti ada kehidupan
Baca Juga: 7 Ciri Seorang Stoik Sejati di Sekitar Kita, Mampu Mempraktikkan Filosofi Hidup Tenang dan Bijak
Kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup dan proses kreatif. Marcus Aurelius mengingatkan bahwa beruntunglah bagi mereka yang dapat menghadapi dan menangani sesuatu yang mengancam dan menyakitkan.
Prinsip stoikisme ini mengajarkan kita untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari pertumbuhan. Setiap kegagalan adalah pelajaran yang berharga dan peluang untuk tumbuh menjadi versi yang lebih baik dari diri kita.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip stoik ini ke dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk kreativitas, disiplin diri, dan ketenangan batin.
Filsafat Stoa bukan hanya sekadar kumpulan konsep intelektual, melainkan pedoman praktis untuk menghadapi kehidupan dengan bijak, penuh makna, dan kreatif.***
