Lalu menurutnya, kita harus lebih sering memperhatikan kembali aktivitas tidur.
Sebab ia menyatakan, sekitar delapan persen kematian akibat penyebab apapaun bisa dikaitkan dengan pola tidur yang buruk.
"Saya pikir temuan ini menekankan bahwa tidur yang cukup, tidaklah cukup. Anda benar-benar harus tidur nyenyak dan tidak banyak kesulitan dan tetap tertidur," tutur Frank menambahkan.
Baca Juga: Lewis Capaldi Alami Sindrom Tourette, Ini Dia Gejalanya yang Perlu Diketahui
Dalam penelitian tersebut, terdapat lebih dari 172 ribu orang dewasa di Amerika Serikat (AS) yang dianalisis sebagai data dengan rentang usia rata-rata 50 tahun.
Para partisipan diamati selama rata-rata 4,3 tahun, di mana 8.681 dari mereka meninggal. Dari kematian ini, 30 persen di antaranya terjadi akibat penyakibat kardiovaskular.
Lalu 24 persen disebabkan oleh kanker, dan 46 persen lagi diakibatkan oleh penyebab lain.
Para peneliti menilai bahwa lima faktor kualitas tidur yang berbeda menggunakan skor tidur berisiko rendah, yang mereka buat sesuai dengan jawaban yang dikumulkan sebagai bagian dari survei.
"Jika kami dapat meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan, dan mengidentifikasi gangguan tidur sangatlah pening, maka mungkin dapat mencegah sebagian dari kematian dini ini," ucapnya.