Sering Melamun Bisa Jadi Indikasi Maladaptive Daydreaming, Waspadai Gejalanya!

- 26 Februari 2023, 15:08 WIB
Ilustrasi - Kebiasaan melamun terlalu lama dapat mengakibatkan maladaptive daydreaming.
Ilustrasi - Kebiasaan melamun terlalu lama dapat mengakibatkan maladaptive daydreaming. /Pixabay/Kokocoley

Baca Juga: Tak Hanya Segar, Semangka Punya 5 Manfaat Lain bagi Kesehatan

Maladaptive Daydreaming juga dapat terjadi akibat pengaruh perundungan atau bullying, merasa terabaikan di lingkungan rumah, hingga kekurangan dukungan emosional dari orang-orang sekitar.

Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Eliezer Somer dari University of Haifa, Israel pada tahun 2002. Ia menerapkan metode Structural Clinical Interview Maladaptive Daydreaming (SCIMD) atau wawancara secara klinis untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gejala melamun berlebihan atau tidak. 

Maladaptive Daydreaming ini juga banyak terjadi pada individu-individu yang mengalami kondisi psikologis lainnya. Beberapa di antaranya seperti, depresi, gangguan kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD), Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), bipolar, gangguan kepribadian ambang, gangguan disosiatif, dan psikosis (kondisi seseorang sulit membedakan kejadian nyata dan imajinasi).

Hingga saat ini belum ada metode terapi khusus bagi pengidap Maladaptive Daydreaming. Terapi yang dilakukan masih menggunakan metode konseling yang umum seperti terapi perilaku dan meditasi.***

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah