Studi: Perokok yang Beralih ke Vape Lebih Berisiko Terkena Kanker Paru

- 23 Mei 2024, 15:15 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik.
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. /Pexels/Jonathan Cooper/

PR TASIKMALAYA - Menurut hasil penelitian, perokok yang berhenti merokok dan beralih ke vaping atau rokok elektrik masih memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru dibandingkan mereka yang berhenti menggunakan nikotin sepenuhnya.

Hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan  American Thoracic Society di San Diego menunjukkan bahwa di antara  perokok yang beralih ke vaping, risiko kanker paru-paru meningkat terutama pada orang-orang yang dianggap berisiko tinggi dan direkomendasikan untuk penyaringan.

Penulis studi Dr. Yeon Wook Kim menjelaskan bahwa, berdasarkan studi berbasis populasi besar mengenai peningkatan risiko kanker paru-paru pada pengguna rokok elektrik setelah berhenti merokok, potensi bahaya yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik sebagai alternatif harus dipertimbangkan ketika mengintegrasikan intervensi berhenti merokok untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.

Menurut siaran pers yang dikutip dari Medical Daily pada 24 Mei 2024, sebuah penelitian berbasis populasi besar menemukan peningkatan risiko kanker paru-paru pada pengguna rokok elektrik setelah berhenti merokok.

Baca Juga: Hati-hati! Ibu Hamil yang Terpapar Pengfluoridasi Air Bisa Tingkatkan Risiko Neurobehavioral pada Anaknya

Dilansir dari ANTARA, dalam studi tersebut, para peneliti mengevaluasi hubungan antara peralihan dari rokok biasa ke rokok elektrik dan risiko terkena kanker paru-paru. Semua peserta penelitian memiliki riwayat merokok secara teratur. Para peneliti mengklasifikasikan partisipan berdasarkan perubahan kebiasaan penggunaan rokok elektrik mereka.

Kategori ini mencakup mantan perokok yang berhenti merokok lebih dari 5 tahun sebelum digunakan dan tidak menggunakan rokok elektrik; mantan perokok yang berhenti merokok kurang dari 5 tahun tanpa menggunakan rokok elektrik dan dengan rokok elektrik; serta bukan perokok elektrik dan pengguna rokok elektrik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 53.000 orang menderita kanker paru-paru selama masa tindak lanjut dan 6.351 orang meninggal karena kanker paru-paru.

Risiko kematian akibat kanker paru lebih tinggi pada mantan perokok yang berhenti merokok 5 tahun lalu atau lebih dan beralih ke rokok elektrik dibandingkan mantan perokok yang berhenti merokok 5 tahun lalu atau lebih namun tidak menggunakan rokok elektrik.

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah