Network
PR TASKIMAAYA – Riset yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UI) mendapatkann kesimpulan bahwa rokok dapat menyebabkan stunting (kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi), maka kenaikan cukai rokok.
“Sebagai peneliti ada sebuah kebanggaan penelitiaannya dijadikan sebuah kebijakan dan ibaratnya diakomodasi oelh masyarakat. kami FEB UI memang ekonom pertama yang eksplor isu seperti ini (hubungan rokok dengan stunting). Selama ini rokok itu selalu (dihubungkan) dengan isu kesehatan saja,” di sampaikan oleh Dekan FEB UI Teguh Dartanto PhD di kampus UI Depok, pada Selasa, 14 Februari 2023, seperti dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmlama.com dari ANTARA.
Hubungan antara stunting dengan rokok yaitu ketika perokok membelanjakan uang di keluarganya.
Pada umunya kepala keluarga yang merokok, memprioritaskan uangnya untuk belanja rokok dibandingkan untuk keperluan keluarganya. Bahkan alokasi biaya Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah juga kerap kali digunakan untuk membeli rokok mereka.
Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Our Blooming Youth Episode 4: Penyamaran Jae Yi Terbongkar?
Penelitian ini menggunakan sumber data dari Family Life Survey 2019 dan melaksanakan penelitian lapanagn yang berlokasi di Demak, Jawa Tengah.
Data yang diperoleh dari Family Life Survey 2018, terhimpun lebih dari 7.000 data orang tua dan anak yang diperoleh selama puluhan tahun. Kemudian dihubungkan dengan hasil penelitian langsung di Demak. Peneeliti dapat menarik kesimpulan bahwa orang tua yang merokok, cenderung anaknya stunting,” Jelas Teguh dalam pemaparannya.
Kondisi yang lebih memprihatinkan, bahwa tidak hanya uang pribadi dan uang pemerintah saja yang dibakar oleh para penghidap rokok, tetapi juga dapat memengaruhi masa depan anak bahkan sejak ia belum lahir.
Ini terjadi karena, bukan hanya kekurang gizi yang diderita oleh keluarga pecandu rokok yang kurang mmpu, bahkan perokok dapat menjadikan ibu hamil menjadi seorang peroko pasif.
