Puasa dengan Niat Diet agar Kurus Selepas Ramadhan, Masihkah Bernilai Ibadah?

- 7 Mei 2020, 03:30 WIB
ILUSTRASI Timbangan berat badan.*
ILUSTRASI Timbangan berat badan.* /Pixabay/

Lebih lanjut, menurut Imam al-Ghazali diperinci, jika tujuan diet lebih dominan, maka pahala puasa tidak didapat, jika lebih dominan tujuan puasa, maka mendapat pahala. Jika keduanya berimbang, maka saling berguguran.

Menurut sebagian ulama, bila dua tujuan berimbang, tetap mendapat pahala. Ikhtilaf tersebut sebagaimana penjelasan dalam referensi sebagai berikut:

Baca Juga: Youtuber Tasikmalaya Tanggapi Aksi Video Prank, Ketua Komunitas: Ferdian Tidak Punya Hati

تنبيه هذا بالنسبة للصحة، أما الثواب فقال الزركشي الظاهر عدم حصوله. وقد اختار الغزالي فيما إذا شرك في العبادة غيرها من أمر دنيوي اعتبار الباعث على العمل، فإن كان القصد الدنيوي هو الأغلب لم يكن فيه أجر، وإن كان القصد الديني أغلب فله بقدره، وإن تساويا تساقطا. واختار ابن عبد السلام أنه لا أجر فيه مطلقا سواء تساوى القصدان أم اختلفا. وكلام الغزالي هو الظاهر

“Peringatan. Ikhtilaf ini dinisbatkan kepada keabsahan, Adapun pahala, al-Zarkasyi berkata; perkara yang jelas adalah tidak dihasilkannya pahala. Al-Imam al-Ghazali memilih dalam permasalahan mencampurkan niat ibadah dengan perkara duniawi, pertimbangan perkara yang mendorong atas amal,

"Bila tujuan duniawi lebih dominan (dari pada tujuan ibadah), maka tidak mendapat pahala. Bila tujuan agama lebih dominan (dari tujuan duniawi), maka mendapat pahala sesuai kadarnya,

"Bila keuda tujuan berimbang, maka saling berguguran. Ibnu Abdissalam memilih bahwa tidak ada pahala secara mutlak, baik kedua tujuan berimbang atau berbeda. Ucapan Imam al-Ghazali adalah pendapat yang jelas.”

Baca Juga: PSBB Hari Pertama, Sejumlah Pertokoan di HZ Tetap Buka, Petugas Minta Pemilik Tutup Toko

Berdasarkan penerangan diatas maka diperbolehkan seseorang berpuasa dengan motivasi lain, semisal diet agar kurus selepas Ramadhan, namun apabila niat berpuasa dalam hati diungkapkan semata-mata untuk diet maka ibadah puasa tidak akan mendapatkan pahala atau hanya sia-sia, karena hukumnya menjadi tidak sah.

Terkait keutamaan dalam berniat. Niat berpuasa wajib diungkapkan dengan lisan atau dibisikan dalam hati, agar amalan dan ibadah kita dapat bernilai di hadapan Allah Swt, sehingga keridhoan Allah Swt akan mengiringi langkah kita semua.***

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x