5 Faktor yang Membuat Pasien Covid-19 Rentan Meninggal, Salah Satunya Berat Badan

- 20 April 2020, 16:45 WIB
ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan kini mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor utama yang membuat pasien Covid-19 rentan untuk meninggal.

Sebuah tim peneliti dari 8 institusi di Tiongkok dan Amerika Serikat, baru-baru ini melihat data dari 85 pasien yang meninggal karena kegagalan organ setelah menerima perawatan Covid-19.

Kemudian para peneliti dalam jurnalnya American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine mengungkap serangkaian faktor yang dimililki oleh sebagian besar pasien Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Yahudi Menimbun Ribuan Masker Medis N95 di Tempat Ibadah Mereka?

Seperti yang diberitakan oleh situs The Sun, berikut faktor-faktor tersebut.

1. Jenis Kelamin

Virus corona itu tampaknya menjadi ancaman bagi kaum pria.

Para peneliti menemukan bahwa 72,9 persen dari mereka yang meninggal akibat virus corona adalah laki-laki.

Para ahli percaya bahwa ada beberapa alasan mengapa laki-laki banyak meninggal karena Covid-19 dibanding wanita, hal ini dipengaruhi karena pilihan gaya hidup biologis dan lainnya.

Mencuci tangan adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi, tetapi banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mungkin untuk mencuci tangan dan menggunakan sabun dari pada laki-laki.

Baca Juga: Seorang Peneliti Klaim Bahwa Virus Corona Sudah Ada Sejak September 2019 Silam di Wuhan

Seorang Profesor imunologi di Universitas Yale mengatakan bahwa pria mungkin memiliki rasa acuh terhadap virus corona.

Sementara itu juga, pria kebanyakan yang merokok dibandngkan dengan wanita yang menyebabkan kekebalan tubuh yang lebih lemah.

Pria juga kebanyakan memiliki tingkat darah tinggi, diabetes tipe 2 dan penyakit paru obstruktif yang lebih tinggi daripada wanita.

Sementara itu, beberapa ahli juga percaya bahwa estrogen, hormon seks wanita, juga dapat berperan dalam melindungi wanita dari virus corona. 

Baca Juga: Ramadhan Tinggal Menghitung Hari, Simak 5 Rekomendasi Makanan Sehat untuk Berbuka Puasa

2. Usia

Orang dewasa atau yang lebih tua, yang berusia 60 tahun ke atas lebih cenderung mengidap sakit parah, dan yang meninggal rata-rata ada di usia 65,8 tahun.

Para dokter mengatakan itu adalah karena kekebalan tubuh melemah seiring bertambahnya usia, yang berarti bahwa tubuh orang yang lebih tua kurang mampu melawan Covid-19.

"Kami tahu bahwa seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh Anda menjadi kurang efisien. Itu sebabnya orang yang lebih tua berisiko lebih tinggi terhadap komplikasi serius dari infeksi virus corona," ujar Direktur Klinis Patient Access, Dr Sarah Jarvis.

3. Penyakit penyerta

Mereka yang meninggal akibat Covid-19 dalam penelitian ini sebagian besar memiliki kondisi kronis yang mendasarinya, sepertii jantung atau diabetes.

Peneliti mengatakan bahwa jumlah besar ada pada pria di atas 50 dengan penyakit kronis yang tidak menular.

Baca Juga: Polisi Beri Ongkos pada Penumpang yang Dibonceng Pengemudi Berbeda Alamat di Tengah PSBB

"Kami berharap bahwa penelitian ini menyampaikan keseriusan Covid-19 dan menekankan kelompok risiko laki-laki di atas 50 dengan kondisi komorbiditas kronis, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, dan diabetes," ujar peneliti.

Penelitian baru mengungkapkan bahwa risiko seseorang meninggal karena Covid-19, 80 persen lebih tinggi jika memiliki satu penyakit penyerta.

Beberapa kondisi kronis yang dikatakan meningkatkan risiko di antara pasien adalah asma, kanker, fibrosis kistik, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), diabetes dan HIV dan AIDS.

4. Berat badan

Orang yang obesitas atau kelebihan berat badan secara serius masuk dalam kategori risiko tinggi untuk kematian akibat virus corona.

Karena kelebihan berat badan ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dapat membuat orang lebih mungkin untuk mendapat virus corona dan lebih sulit melawannya.

Baca Juga: Tangkal Virus Corona dengan Berbagai Macam Jamu Khas Indonesia, Salah Satunya Temulawak

Lebih dari 60 persen pasien dalam perawatan intensif adalah orang dengan kelebihan berat badan atau digolongkan sebagai obesitas.

Mereka yang kelebihan berat badan, dengan BMI 25 hingga 40, merupakan 64 persen dari 194 pasien virus corona yang berada di ICU pada saat itu, sementara tujuh persen digolongkan sebagai obesitas dengan BMI di atas 40.

BMI daalah ukuran ideal berat badan seseorang. Di masa lalu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih besar mengalami kompilasi serius atau kematian akibat infeksi.

Berat ekstra pada diafragma orang gemuk memberi tekanan pada paru-paru dan membuatnya lebih sulit untuk bernapas, membuat mereka kekurangan oksigen.

Baca Juga: Lakukan Kesalahan Diagnosis Fatal Terkait Covid-19, Laboratorium Israel Resmi Ditutup

Arteri yang tersumbat juga dapat mempersulit darah yang membawa sel-sel kekebalan untuk bersirkulasi dan melakukan perjalanan untuk melawan infeksi di seluruh tubuh.

5. Sel darah putih yang rendah

Tim peneliti menemukan bahwa 81,2 persen dari mereka yang meninggal akibat Covid-19 memiliki jumlah eosinofil yang sangat rendah saat masuk ke rumah sakit.

Ini adalah jenis sel darah putih, yang merupakan sel kekebalan khusus yang membantu melawan infeksi.

Para petugas medis menyarankan bahwa memiliki tingkat eosinofil rendah yang abnormal, mungkin ada hubungannya dengan risiko yang lebih besar keparahan pada orang yang telah terjangkit Covid-19.

Baca Juga: Para Ilmuwan Meneliti Kemungkinan Vitamin D untuk Melawan Wabah Virus Corona di Dunia

Sementara para ilmuwan berharap bahwa temuan mereka saat ini dapat membantu dokter lain lebih memahami dan mempersiapkan diri untuk memerangi virus corona, para peneliti tetap mendesak para ahli lain untuk terus mencatat semua informasi yang mungkin tentang orang yang menerima perawatan untuk penyakit baru ini.

"Studi kami, yang menyelidiki pasien dari Wuhan, Tiongkok, yang meninggal pada fase awal pandemi ini, mengidentifikasi karakteristik tertentu," ujar peneliti.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah