Bosan? Simak Penjelasan Peneliti tentang Kesehatan Mental Selama Karantina di Rumah

- 5 April 2020, 10:30 WIB
Ilustrasi stress yang dipicu pandemi Covid-19.
Ilustrasi stress yang dipicu pandemi Covid-19. //unsplash

Fakta bahwa karantina telah membuat banyak orang terkurung di rumah, telah menyebabkan peningkatan beberapa risiko kesehatan.

Ini termasuk gejala depresi, gangguan fungsi kognitif, kurang tidur, kesehatan jantung buruk dan kekebalan rendah.

Meskipun karantina bersifat sementara, periode kesepian dan isolasi yang singkat dapat memiliki konsekuensi yang membahayakan kesehatan mental.

Baca Juga: Dari Masjid hingga Pos Ronda, Pemuda Tasikmalaya Gelar Penyemprotan Swadaya Cegah Corona

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menunjukkan, orang yang berada di karantina melaporkan ada gejala psikologis, yang meliputi depresi, stres, suasana hati yang rendah, insomnia, mudah marah, gangguan emosional, kemarahan, gejala stres pasca-trauma, dan kelelahan emosional.

Gejala psikologis dipicu karena durasi karantina yang lebih lama, informasi yang tidak memadai, pasokan yang tidak memadai, kebosanan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, stigma, dan kerugian finansial.

Baca Juga: Cek Fakta: Sahihkah Video Jutawan Italia Terjun dari Gedung Tinggi karena Virus Corona?

Studi lain meneliti dampak psikologis dari wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang terjadi pada tahun 2003. Sekitar 10 persen orang mengalami gejala stres pascatrauma (PTS).

Efek jangka panjang karantina juga terlihat tiga tahun setelah wabah SARS. Gejala-gejala psikologis dapat menjadi masalah hanya untuk orang-orang dengan masalah kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya

Apa yang dapat dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampak karantina?

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x