Sirah Nabawiyah: Kondisi Umum Masyarakat Arab Sebelum Nabi Muhammad SAW Lahir

- 2 Januari 2022, 06:41 WIB
Ilustrasi Kota Makkah, Berikut ini perjalanan hidup atau sirah nabawiyah Nabi Muhammad SAW yang menceritakan karakter umum masyarakat Arab saat itu.
Ilustrasi Kota Makkah, Berikut ini perjalanan hidup atau sirah nabawiyah Nabi Muhammad SAW yang menceritakan karakter umum masyarakat Arab saat itu. /Pixabay.com/Glady

PR TASIKMALAYA - Kali ini, ustaz Muhammad Elvandi menjelaskan tentang Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ustaz Muhammad Elvandi yang merupakan lulusan Universitas Al Azhar itu menjelaskan karakter umum masyarakat Makkah sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lahir dalam kajian Sirah Nabawiyah.

Karakter penduduk Kota Makkah tersebut menyiratkan sebuah inspirasi Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

"Kondisi geopolitik dari berbagai negeri yang menjadi landscape dakwah saat itu di Makkah," kata ustaz Muhammad Elvandi pada 13 Agustus 2018 dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal Youtube Muda Community.

Baca Juga: Indigo Hard Gumay Melihat Bencana Alam yang Akan Terjadi di Tahun 2022, Salah Satunya Gelombang Tsunami

Saat itu, Kota Makkah berada di antara peradaban besar, yaitu Roma dan Persia.

"Landscape ini penting di mana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan diturunkan," lanjutnya.

Ustaz Elvandi kemudian menjelaskan karakter masyarakat Arab pada umumnya di kala itu.

Karakter-karakter positif dari masyarakat Arab itulah yang akan dimanfaatkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam perjalanan dakwahnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Mandala Emas, Temukan Pesan Perubahan yang Baik untuk Dirimu

"Karakter asli masyarakat Arab yang digunakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk perkembangan dakwahnya," ungkapnya.

Sementara itu, kekurangannya dijadikan tantangan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

"Mereka pada umumnya jujur, dermawan," jelasnya.

Ketiga, masyarakat Arab jika mempercayai suatu gagasan akan memperjuangkannya sampai mati.

Baca Juga: Sambut 2022, Potret Ini Ungkap 'Masalah Pertama' Ekonomi Indonesia, Ridwan Kamil: Mari Tetap Optimis

"Ketika mereka percaya pada sebuah gagasan, gagasan itu Islam, mereka perjuangkan itu sampai akhir hayat," ujarnya.

Ustaz Elvandi memberikan contoh jika masyarakat Arab mempercayai berhala.

"Kalau mereka percaya dengan berhala-berhala, Paganisme, mereka perjuangkan itu sampai akhir hayatnya," terangnya.

Masyarakat Arab saat itu akan mengeluarkan segalanya untuk keyakinannya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kartu Mana yang Kamu Pilih? Temukan Pesan Ajaib Untukmu, Ada Terkait Cinta

"Mereka keluarkan uang, waktunya, tenaganya, memperjuangkan apa yang mereka yakini," jelasnya.

Menurut penuturan ustaz Elvandi, pada umumnya masyarakat Arab adalah orang yang kontributif.

"Jadi pada dasarnya (masyarakat Arab saat itu) kontributif orangnya," katanya.

Kemudian, karakter kelima dari masyarakat Arab pada umumnya adalah berani.

Baca Juga: D.O EXO Dikonfirmasi Akan Bintangi Drama True Swordmanship dari KBS!

"Lalu, berani. Ini akan ketahuan. Akan ada ayat Allah antara kuantitas. Ini sangat cocok sekali dengan masyarakat Arab," terangnya.

Di dalam Sirah Nabawiyah diceritakan banyak sekali peperangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang jika dilihat dari kuantitas akan kalah jauh.

"Betapa banyak kelompok minoritas yang kecil mampu mengalahkan kelompok yang jauh lebih besar secara kuantitas," jelasnya.

Selain berani, masyarakat Arab saat itu pada umumnya suka bersabar.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Pisces, Aquarius dan Capricorn Besok 2 Januari 2022: Ada Energi Positif

"Itulah karakter orang-orang Arab saat itu. Mereka berani mati dan juga sabar dengan lingkungan yang mendidik agar bersabar," ungkapnya.

Ketujuh, masyarakat Arab tidak suka untuk dijajah.

"Mereka memiliki kewibawaan, harga diri, tidak mau dijajah, tidak mau disepelekan oleh orang lain," jelasnya.

Ustaz Elvandi menjelaskan bahwa masyarakat Arab saat itu cenderung kompetitif.

Baca Juga: Seri Keempat BRI Liga 1: Persib Boyong 31 Pemain, Dua Orang Ini Belum Bisa Dipastikan Bergabung

"Bisa dikatakan harus menjadi orang terbaik ketika sudah melirik peradaban lain," terangnya.

Selama tidak melihat peradaban lain, mereka hanya berbangga sesama masyarakat Arab.

"Ketika visinya belum dikembangkan, mereka hanya ingin berbangga antarsesama mereka saja," ujarnya.

Contohnya ketika suku Quraisy pergi berdagang ke luar negeri.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Leo, Virgo dan Cancer Besok, 2 Januari 2022: Waktunya Pulihkan Hubungan

"Makanya orang Quraisy saat itu ketika bertemu orang Romawi, mereka bangga," ungkapnya.

Karakter terakhir masyarakat Arab tersebut adalah sederhana.

"Terakhir, orangnya sederhana. Sederhana itu faktor yang penting dalam membangun sebuah peradaban," imbuhnya.

"Kalau kita tidak bisa tahan dengan semua itu, kita tidak akan bisa memikul tugas-tugas yang lebih besar," tambahnya.

Baca Juga: Manga One Piece: Asal-usul King dan Misteri Ras Lunaria yang Belum Terpecahkan

Kondisi masyarakat dan politik saat itulah yang membuat Allah menurunkan Rasulullah di Kota Makkah.

"Landscape masyarakat Arab yang seperti itulah yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi tempat turunnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam," lanjutnya.

Ustaz Elvandi mengajak untuk mempelajari Sirah Nabawiyah hanya menghafal saja.

"Jadi kita belajar fiqih sirah itu bukan menikmati fase-fase kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, menghafal tanggal-tanggalnya," imbaunya.

Baca Juga: Mengenang Presiden ke-4, Khofifah Sebut Tak Ada yang Setara dengan Kepemimpinan Gus Dur

"Tapi apa inspirasinya, coba di setiap fase-fase itu apa relevansinya dengan kehidupan sekarang," pungkas ustaz Elvandi.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Youtube Muda Community


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah