PR TASIKMALAYA - Depresi memiliki gejala yang bervariasi dari setiap kasus yang sering terjadi.
Depresi dipicu oleh beberapa faktor seperti faktor biologis, faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikososial.
Depresi juga disebabkan oleh kebiasaan buruk yang seharusnya diperbaiki pada saat itu juga.
Baca Juga: Fakta Kesehatan: Paparan Sinar Matahari Pagi Dapat Kurangi Tingkat Depresi Seseorang
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Psych2Go pada 6 November 2021, berikut lima kebiasaan buruk yang dapat memicu depresi.
1. Selalu menarik diri dari pergaulan
Orang yang mengalami depresi cenderung tidak memiliki hubungan interpersonal dan sering kesepian.
Orang yang mengalami depresi akan selalu membatasi diri dengan menarik diri dari pergaulan orang sekitar.
Baca Juga: Apa Itu Terapi TMS dan Bagaimana Cara Kerjanya untuk Mengatasi Depresi? Simak Penjelasannya Berikut!
2. Terlalu larut dalam kesedihan
Orang yang sering terlena dalam kesedihan seperti kehilangan orang yang kita cintai, putus cinta, maupun kehilangan kesempatan dapat memicu depresi.
Apabila Anda mengalami hal ini, Anda tidak boleh menekankan diri pada kesedihan yang Anda alami.
Anda boleh menangis sepuas mungkin dan semau Anda hingga Anda merasa jauh lebih tenang.
Baca Juga: 9 Tanda Kucing yang Mengalami Depresi Salah Satunya Lebih Sering Tidur
3. Mengabaikan kesehatan fisik
Depresi bisa disebabkan oleh penyakit kronis tertentu seperti diabetes dan serangan jantung.
Depresi dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti gizi yang buruk, sering mengonsumsi gula, serta kecanduan narkoba.
4. Memiliki pola pikir yang buruk
Rendahnya harga diri, sering bergantung kepada orang lain, hingga bersikap pesimis dapat memicu depresi.
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Orang yang Depresi Bisa Tidak Setia, Salah Satunya Keputusasaan
Pola pikir yang buruk tidak hanya dapat membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain.
5. Membiarkan stres menumpuk
Berdasarkan hasil dari sejumlah penelitian, depresi bisa disebabkan oleh jumlah stresor yang tinggi.
Perlu diketahui bahwa semakin banyak stresor yang menumpuk, semakin besar peluang mengalami depresi.***