Kemudian juga ada kekurangan riboflavin sekunder, hal ini terjadi karena beberapa faktor dari dalam tubuh sendiri.
Contoh dari defisiensi riboflavin sekunder misalnya usus tidak dapat menyerap nutrisi vitamin dengan baik.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Informasi Pramuka, Ridwan Kamil Rencanakan Luncurkan Superapps Pramuka Jawa Barat
Selain itu contoh lain dari defisiensi sekunder misalnya tubuh tidak dapat menggunakan vitamin tersebut, atau bisa jadi karena terlalu cepat dikeluarkan tubuh.
Kekurangan riboflavin juga dikenal sebagai ariboflavinosis.
Tanda dan gejala defisiensi atau kekurangan riboflavin atau vitamin B2 antara lain, menyebabkan sariawan, cheilitis sudut atau retakan di sudut mulut, bibir pecah-pecah, kulit kering, peradangan pada lapisan mulut, peradangan lidah, sakit tenggorokan.
Bahkan hal yang paling kronis dapat menyebabkan cairan di selaput lendir, anemia, dan mata sensitif terhadap cahaya.
Orang yang minum alkohol dalam jumlah berlebihan berisiko lebih besar mengalami kekurangan vitamin B.
Resiko kekurangan vitamin B2 sering kali dianggap aman namun jika terus dibiarkan akan berdampak serius.
Baca Juga: Jadwal, Prediksi Lineup dan Link Streaming Pertandingan Liga Inggris: Man City vs Norwich