Ilmuwan Ungkap Kekurangan Omega-3 Lebih Berbahaya Dibandingkan Merokok, Apa Saja?

- 19 Juli 2021, 11:55 WIB
Hasil penemuan para ilmuwan kekurangan Omega-3 yang terkandung dalam ikan disebut lima kali lebih berbahaya dibandingkan merokok.
Hasil penemuan para ilmuwan kekurangan Omega-3 yang terkandung dalam ikan disebut lima kali lebih berbahaya dibandingkan merokok. /Pixabay.com/Shutterbug75

PR TASIKMALAYA - Ilmuwan temukan bukti bahwa kekurangan asupan omega-3 jauh lebih berbahaya dibandingkan merokok.

Sebelum menemukan dampak kekurangan omega-3, para ilmuwan telah menguji dampak negatif akibat sering merokok ialah mempersingkat masa hidup hingga empat tahun.

Sementara, resiko kematian lebih tinggi justru disebabkan apabila kekurangan mengonsumsi minyak ikan atau omega-3.

Baca Juga: 6 Amalan Terbaik  yang Dapat Dilakukan pada 9 Dzulhijjah, dari Puasa Arafah hingga Bertaubat

Diketahui, kandungan minyak ikan baik bagi kesehatan jantung karena mampu melancarkan pembekuan darah.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Mirror, tingkatan kadar omega-3 yang baik bagi tubuh adalah delapan persen atau lebih tinggi.

Menurut keterangan peneliti bernama Dr.Michael McBurney, dari Universitas of Guelph bahwa Jepang memiliki indeks omega-3 lebih tinggi delapan persen.

Baca Juga: Munculkan Kekhawatiran Klaster Baru, Kasus Covid-19 Kembali Ditemukan di Desa Olimpiade Tokyo

"Sangat menarik untuk diketahui jika Jepang memiliki indeks rata-rata lebih besar delapan persen dan memiliki rentang hidup lima tahun lebih lama," terangnya.

Indeks itu lebih tinggi dibanding Amerika Serikat yang mana hanya sebesar lima persen.

Maka dari itu, lebih baik mengonsumsi makanan agar memiliki indeks omega-3 yang tinggi bagi tubuh sehingga memperpanjang usia.

Baca Juga: Bantah Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar Terancam Gagal Gara-gara Pamali, Denny Darko: Hanya Saja...

Hasil studi yang diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bukti bahwa mengukur asam lemak dapat memprediksi kematian.

Para ilmuwan berbicara tentang kekuatan indeks omega-3 sebagai faktor resiko yang sama pentingnya dengan faktor resiko lain.

Adapun menurut ilmuwan, faktor resiko dapat dikurangi dengan mengubah faktor-faktor diet, tembakau, alkohol, dan aktivitas fisik yang kurang.

Baca Juga: 2 Kali Berhasil Kalahkan Reino Barack Main Monopoli, Syahrini: Sebahagia Itu

Apa yang ditemukan oleh peneliti ini dapat menentukan gaya hidup yang berguna sebagai sarana identifikasi bagi mereka yang berisiko.

Selain itu, berguna pula untuk pencegahan penyakit dan dapat menunda kematian serius akibat kekurangan omega-3.

Hasil laporan penelitian dari Farmingham Offspring Cohort, seseorang yang memiliki indeks omega-3 tinggi memiliki 33 persen lebih kecil untuk meninggal.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah