Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh WHO kemudian membuktikan bahwa resiko terserang stroke dan serangan jantung menjadi makin besar setelah pandemi Covid-19 menyerang dunia.
Baca Juga: Usai Skandal Lip-sync, NCT Dream Cetak Rekor Baru Lewat Album Hot Sauce!
Hal ini diduga lantaran jam kerja makin panjang setelah diberlakukannya sistem kerja dari rumah.
WHO memperkirakan sedikitnya ada sekitar sembilan persen pekerja di seluruh dunia yang jam kerjanya bertambah setelah dunia dilanda pandemi Covid-19.
Bahkan jam kerja yang bertambah tidak hanya dirasakan oleh pekerja biasa saja.
Seluruh pekerja WHO dan ketuanya yaitu Tedros Adhanom Ghebreyesus terpaksa bekerja lebih lama akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Istri Mendiang Sapri Pantun Melahirkan, Ruben Onsu Biayai Persalinan
Ahli teknis WHO, Frank Pega mengatakan bukan pilihan tepat untuk bekerja lebih lama di kala pandemi Covid-19 sebab pandemi itu juga telah menyebabkan krisis ekonomi.
Bisa dibilang, krisis ekonomi ini menyebabkan pekerja tidak akan mendapatkan bayaran lembur untuk jam kerja yang lebih lama.
Sudah ditambah beban kerjanya, bayaran malah dipotong, ya bagaimana tidak makin banyak pekerja yang meninggal dunia gegara terlalu lama bekerja?***