Bukan untuk Sombong! Ini Alasan Kenapa Orang yang Telah Ibadah Haji Dipanggil ‘Haji’

27 Juni 2024, 20:15 WIB
Ilustrasi haji. /Pixabay/dinar_aulia

PR TASIKMALAYA - Pasca perayaan Idul Adha 2024, banyak umat Muslim yang juga baru menyelesaikan proses ibadah haji yang dilakukan di tanah suci Mekah dan Madinah. Setelah pulang, mereka seringkali dipanggil dengan gelar ‘Haji’, lalu apa alasan pemberian gelar tersebut? Simak selengkapnya di sini.

Banyak orang tentu bertanya-tanya, mengapa seseorang yang baru pulang dari berhaji selalu disematkan gelar seperti itu ketika sudah pulang kembali ke Indonesia. Karena jelas, pemberian gelar tersebut tentu memiliki alasannya tersendiri.

Alasan yang dapat diketahui di sini diambil dari berbagai perspektif, seperti perspektif mengenai sejarahnya, perspektif agama, hingga perspektif kultural kehidupan sosial di tengah masyarakat.

Untuk mengetahuinya, berikut kami bahas secara lengkap alasan mengapa orang yang baru pulang dari berhaji dipanggil dengan panggilan ‘Haji’ di bawah ini.

Baca Juga: 8 Cara Memotivasi Diri Sendiri untuk Menerapkan Gaya Hidup Sehat, Terapkan Strategi STRENGTH

Alasan orang yang sudah ibadah haji dipanggil ‘Haji’
Seperti diketahui, gelar atau panggilan ini juga disesuaikan untuk umat Muslim laki-laki dan perempuan. Panggilan ‘Haji’ biasanya disematkan untuk laki-laki, sedangkan perempuan akan dipanggil dengan sebutan ‘Hajjah’.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Indonesia Baik, Kamis, 27 Juni 2024, gelar yang disematkan tersebut diambil sesuai dengan beberapa perspektif sebagai sebuah alasan, yakni perspektif agama, kultural, dan kolonial.

Pada perspektif agama, ibadah haji dianggap sebagai ibadah yang cukup sulit untuk dilakukan. Selain karena biayanya yang mahal, perjalanan panjang yang harus ditempuh juga menjadi pertimbangan.

Selain itu, ibadah tersebut dianggap memiliki syarat yang sulit untuk dipenuhi oleh semua orang. Karenanya, gelar tersebut dianggap layak disematkan pada orang yang telah berhaji dari tanah suci.

Baca Juga: Ini Daftar Tim yang Lolos 16 Besar Euro 2024, Lengkap dengan Jadwal Pertandingan

Perspektif kedua adalah dari segi kultural di tengah masyarakat. Berkat adanya narasi dan cerita heroik ketika melakukan ibadah tersebut, membuat masyarakat merasa perlu untuk memberikan gelar ‘Haji’ bagi yang telah melaksanakannya.

Terlebih, secara historis pelaksanaan haji pada zaman dahulu sangat sulit untuk dilakukan. Mengingat transportasi berupa pesawat terbang belum ada dan harus menempuh jarak yang jauh dengan resiko gelombang laut dan perampok di perjalanan.

Adapun perspektif lain yang juga dapat dijadikan sebagai alasan adalah karena dulu pada masa kolonial, umat Muslim yang telah melaksanakan ibadah tersebut berubah menjadi pemberani untuk melawan kolonial.

Dengan begitu, gelar tersebut dapat dikatakan bukan merupakan gelar yang resmi dan diakui secara birokrasi. Namun, masyarakat dengan kehidupan kulturalnya telah terbiasa menyematkan gelar tersebut untuk menghargai perjuangan yang telah dilakukan.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Tags

Terkini

Terpopuler