Solusi Cegah Bullying dengan Tafsir Surah Yusuf Ayat 5, Begini Penjelasannya!

6 Maret 2024, 06:30 WIB
Ilustrasi - Dalam agama Islam, pencegahan bullying dijelaskan dalam Al Quran Surah Yusuf ayat 5. Berikut penjelasannya. /Pixabay/Anemone

PR TASIKMALAYA - Kasus bullying atau perundungan masih terus terjadi, kasus ini banyak terjadi mulai dari lingkungan keluarga, tempat bermain atau di dalam sekolah.

Berdasarkan penelitian dari University of Cambridge, para korban bullying memiliki kemungkinan besar akan menjadi aktor bullying juga. Maka banyak kasus ini terjadi antara senior terhadap junior mereka di sebuah kelompok remaja atau di sebuah sekolah.

Bentuk bullying tidak hanya secara fisik namun, dapat berupa verbal, siber, dan bullying nonfisik dan nonverbal lainnya.

Beragam bentuk bullying ini dapat berpengaruh terhadap psikis korban. Jika tidak segera ditangani dapat berdampak buruk kepada masa depan dari anak. Korban akan menjadi penakut, menutup diri dan anti sosial.

Baca Juga: Blue Lock Chapter 254: Spoiler, Jadwal Rilis, dan Akses Link Baca Gratis

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman NU, bahwa islam memberikan cara mencegah terjadinya bullying yang terdapat di dalam Al Quran tepatnya pada surah Yusuf ayat 5.

قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًا ۗاِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: “Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu karena mereka akan membuat tipu daya yang sungguh-sungguh kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang jelas bagi manusia.”

Baca Juga: Inginkan Gencatan Senjata Selama Ramadhan, AS Desak Hamas untuk Setujui Pembebasan Sandera Israel

Dalam ayat tersebut berisi percakapan antara Nabi Ya’qub dengan Nabi Yusuf. Dimana untuk mengawali percakapan tersebut Nabi Ya’qub dengan panggilan “wahai anakku” dengan lafal ya bunayya.

Narasi tersebut merupakan isim tasghir (pengecilan) dari lafal ibn (anak) yang ikut wazan fuailun sehingga menjadi bunayya. Faedah dari tasghir ini untuk menunjukkan rasa belas kasih dan penuh cinta.

Selain itu, Prof. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa bentuk tasghir di sini untuk menggambarkan rasa kasih sayang, karena rasa tersebut biasanya tercurahkan kepada anak, apalagi yang masih kecil.

Panggilan tasghir tidak hanya terbatas pada anak kecil saja, namun juga bisa diterapkan pada teman sejawat. Karena pesan yang ingin disampaikan Al-Qur’an ialah bagaimana komunikasi berlangsung sopan dan penuh kesantunan kepada siapa saja.

Baca Juga: Suara PSI Melonjak, Hadi Tjahjanto Minta Masyarakat Tetap Tunggu Hasil dari KPU

Dalam hal ini, upaya mencegah terjadinya perundungan adalah dengan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik dan penuh dengan kelembutan dan kedekatan mampu membuat mental dan pola pikir anak dalam berinteraksi dengan orang lain.

Membentuk pola pikir seperti ini merupakan tanggung jawab dari orang tua. Selain itu juga diperlukan dukungan dari lingkungan seperti guru, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Pembiasaan seperti ini akan membentuk karakter anak yang cinta damai dan mencegah mereka menjadi pelaku dalam kasus perundungan.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Tags

Terkini

Terpopuler