Studi: Iklim yang Berubah Dapat Membuat Otak Manusia Menyusut

21 Juli 2023, 05:31 WIB
Ilustrasi pemansan global. /Pixabay/avtar/

PR TASIKMALAYA - Sebuah studi di Amerika Serikat, seorang Ilmuan yang bernama Jeff Morgan Stibel dari Natural History Museum di California membuat penelitian terbaru.

Dalam studi ini Jeff Morgan Stibel meneliti pengaruh dan hubungan antara perubahan iklim dimasa lampau dan penyusutan otak manusia.

Stibel mendeskripsikan kondisi manusia dalam perkembangan dan respon dalam adabtasi manusia terhadap tekanan lingkungan.

Menurut Stibel, pemanasan global yang menjadi tren ini penting sekali untuk memahami dampak perubahan iklim pada ukuran otak manusia dan bisa mempengaruhi prilaku manusia.

Baca Juga: Bisa Buat Panjang Umur, Perhatikan 4 Tidur Berkualitas Menurut Studi Berikut

Studi tersebut memepelajari ukuran otak manusia yang asalnya dari 298 spesimen berubah beriring berjalannya waktu selama 500 abad terakhir pada pengaruh iklim di bumi.

Pengaruh suhu yang lebih panas menjadikan ukuran otak semakin mengecil dibanding suhu lingkungan yang lebih dingin. Kajian ini, mendorong Stibel untuk memahami akar penyebab penyusutan otak tersebut.

"Sangat penting untuk menelaah bahwa otak telah berubah seiring berjalannya waktu pada hominim, tetapi masih sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai ini, " ujarnya.

Menurut Stibel, pengetahuan otak telah tumbuh ini telah umum dan otak ini telah tumbuh pada seluruh spesies berpuluh ribu tahun kebelakang, dan hanya sedikit penelitian terhadap makroevolusi penyusutan otak ini.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1088: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Amazon Lily?

Stibel mendapatkan data mengenai ukuran tengkorak dari 10 sumber terpisah yang sudah dipublikasikan, dengan total 373 pengukuran dari 298 tulang manusia selama 500 abad.

Kemudian ia memasukan perkiraan ukuran tubuh yang disesuaikan oleh geografis, dan jenis kelamin untuk perkiraan ukuran otak

Ia melakukan penelitian dengan empat  objek usia fosil yang berbeda, agar meminimalisir kesalahan penelitian.

Lalu ia meneliti perbandingan ukuran otak dengan empat catatan iklim, dengan referensi dari European Project for Ice Coring in Antarctica (EPICA) Dome C.

Baca Juga: Peserta Kartu Prakerja Gelombang 57, Segera Beli Pelatihan Pertama Sebelum Dibatalkan, Begini Caranya

Beberpan perubahan iklim perjalanan sejarah pada kisaran waktu yang panjang. Ia meneliti juga fenomena Glasial Maksimum Terakhir, yang menyebabkan suhu menjadi dingin karena lapisan es mencapai jangkauan luas secara konsisten hingga Zaman Pleistosen Akhir. Kemudian pada Zaman Holosen suhu mengalami kenaikan sampai hari ini.

Analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa pola ukuran otak saling berkesinambungan dengan perubahan iklim saat naik dan turun suhu dibumi.

selama periode pemanasan global pada Zaman Holosen dibuktikan bahwa penyusutan otak mencapai angka yang tak dikira, yaitu mencapai lebih dari 10,7 persen.

"Perubahan ukuran otak tampaknya terjadi ribuan tahun setelah perubahan iklim dan ini terutama terlihat setelah Glasial Maksimum Terakhir, sekitar 17.000 tahun," ujar stimbel, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News.

Baca Juga: Temuan Baru: Penelitian Teranyar Nyatakan Perubahan Iklim Berpengaruh pada Penyusutan Otak

Evolusi ini terjadi dalam periode kurun waktu yang singkat, mulai dari 50 abad hingga 170 abad, dan menunjukkan bahwa pemanasan global yang sedang berlangsung dapat berdampak buruk pada mental manusia.

Bahkan penyusutan otak manusia berpengaruh pada fisiologi dan masih sedikit riset yang belum terpenuhi dalam penelitiannya dan dipahami secara matang.

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler