PR TASIKMALAYA – Penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan perasaan negatif mengenai penuaan. Hal itu memungkinkan seseorang yang kurang tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas, merasa lebih tua dari usia sebenarnya.
Jika Anda pernah merasa lebih tua saat bangun tidur, penelitian menunjukkan hal itu mungkin terjadi karena kualitas tidur yang buruk.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Healthline pada Senin, 27 Februari 2023, salah satu peneliti dari University of Exeter, Serena Sabatini, PhD, menunjukkan kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan perasaan mengenai penuaan.
Orang dengan kualitas tidur buruk memiliki perasaan negatif tentang penuaan. Hal itu seperti merasa lebih tua dan memiliki pandangan yang buruk tentang penuaan.
Namun, penelitian itu juga menyebutkan, proses ketika seseorang memperbaiki kualitas tidur dapat memberikan pengalaman penuaan bagi mereka.
Penelitian tentang kualitas tidur dan penuaan
Penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dengan perasaan penuaan itu dilakukan terhadap 4.482 orang yang berusia 50 tahun atau lebih.
Partisipan tersebut juga merupakan bagian dari The PROTECT Study, proyek penelitian yang mempelajari perubahan otak seiring bertambahnya usia.
Dalam penelitian The PROTECT Study, salah satu hal yang dibahas para partisipan adalah mengenai kualitas tidur dan hubungannya dengan perasaan mereka.
Dari hal tersebut, dilakukan penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dengan perasaan seseorang.
Para partisipan diberi kuesioner mengenai kualitas tidur mereka. Selain itu, ditanyakan pula hal lain seperti perubahan negatif pada memori, energi, kemandirian, motivasi, dan aktivitas.
Kuesioner tersebut diisi dua kali dengan menunggu jarak satu tahun.
Dari kuesioner tersebut, ditemukan bahwa orang yang merasa memiliki kualitas tidur buruk merasa lebih tua. Selain itu, mereka juga merasa menua dengan buruk.
Hal itu pun menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan perasaan negatif terhadap penuaan.
Efek lain kualitas tidur yang buruk
Kualitas tidur yang buruk bukan hanya berpengaruh terhadap perasaan merasa lebih tua, tapi juga berdampak pada kesehatan.
Stephanie Griggs, PhD, RN, salah satu pengajar di Case Western Reserve University menyatakan bahwa ketika tidur, kita mengalami siklus yang disebut rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM).
Pada siklus tersebut, terdapat proses penting yang berhubungan dengan tubuh, memori, juga emosi. Setiap tahapan siklus tersebut pun memiliki dampak yang berbeda bagi tubuh.
Baca Juga: Momen Epik One Piece, Pertarungan Ace vs Kurohige Menjelma Jadi Action Figure
Misalnya pada siklus NREM N3 ketika hormon yang berkaitan dengan pembuluh darah bekerja. Jika terganggu, hal ini dapat berpengaruh pada tubuh seperti memicu serangan jantung atau struk.
Pakar lainnya, Cristiano Guarana menyatakan kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kesulitan dalam berpikir. Menurutnya, kurang tidur dapat mengurangi hubungan amigdala dan prefrontal korteks pada otak.
Bagian ini merupakan bagian yang juga bertanggung jawab untuk mengontrol diri dan memproses informasi.
Masalah dalam hal ini dapat berpengaruh pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku seperti mengambil keputusan yang buruk, berperilaku tidak sesuai norma masyarakat, dan sulit mengatur emosi negatif.
Baca Juga: Cara Cek Penerima BPNT 2023 secara Online Lewat HP
Oleh karena itu, kurang tidur baik secara kualitas maupun kuantitas dapat berpengaruh pada berbagai hal seperti kesehatan, pengelolaan informasi dan perilaku, serta menimbulkan perasaan negatif mengenai usia.***