PR TASIKMALAYA – Tahukah Anda bahwa sapi merupakan salah satu sumber metana terbesar bagi lingkungan.
Produksi yang dihasilkan oleh sapi ini tentu perlu mendapatkan perhatian yang khusus.
Pasalnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh Joseph Poore dan Thomas Nemecek tentang dampak global dari produksi makanan, menunjukkan bahwa 26% emisi global berasal dari produksi dan setengahnya bersumber dari aktivitas peternakan, seperti sapi.
Sementara itu, data ini dikumpulkan pada 119 negara dari 38.000 peternakan sapi.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Anda Orang Pendendam? Ketahui dari Gambar Tengkorang atau Tangan ini
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa 50% emisi datang dari produksi kambing dan sapi.
Diketahui bahwa sapi menghasilkan rumen sekitar 500 liter metana setiap harinya, karena sistem pencernaannya.
Lantas, bagaimana cara mengurangi emisi metana dari sapi?
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth.org, berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Benarkah Anda Mudah Ditipu? Ketahui Lebih Jauh Karakter Anda yang Terpendam
1. Konsumsi nabati
Menurut banyak studi, emisi yang paling utama adalah metana, karbon dioksida, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida.
Emisi ini diketahui secara signifikan dipengaruhi oleh produksi dan konsumsi produk daging.
Alasan inilah yang membuat para ahli menyarankan agar semua orang mulai melakukan diet, dengan hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan atau sumber makanan nabati.
Baca Juga: Today’s Webtoon Episode 1: Kapan, Jam Berapa, Tayang di Mana?
Bukan hanya itu, sumber nabati diketahui lebih sedikit berkontribusi daripada produksi daging.
Salah satu contohnya adalah satu kilogram kacang buncis menyebabkan satu kilogram gas rumah kaca.
Sementara satu kilogram daging sapi menyebabkan 6 kilogram gas rumah kaca.
2. Ganti pakan sapi
Baca Juga: Jam Berapa Today’s Webtoon Tayang di VIU?
Peneliti mulai mengembangkan metode yang tepat untuk mengurangi dampak peternakan.
Peneliti dari San Davis mengungkapkan cara menurunkan emisi gas dari sapi. Hal ini dilakukan menambahkan 1% rumput laut merah.
Hasilnya produksi gas emisi metana berkurang hingga 60%.***