PR TASIKMALAYA – Istilah fast fashion tentu bukanlah hal yang baru bagi Anda.
Diketahui, fast fashion adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan model bisnis industri pakaian yang mengikuti tren.
Bukan hanya itu, biasanya fast fashion diproduksi secara massal dengan biaya yang lebih rendah, serta memiliki permintaan yang tinggi.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Earth.org, industri fast fashion ternyata membawa dampak tersendiri bagi lingkungan.
Baca Juga: Link Nonton Today’s Webtoon Episode 1 Sub Indo, On Ma Eum Wawancara Kerja dengan Penuh Semangat
Berikut ini penjelasannya untuk Anda:
1. 20% pencemaran air disebabkan bahan tekstil
Industri pakaian diketahui menggunakan air dalam jumlah besar.
Lebih lanjut, sekitar 93 miliar kubik meter air yang digunakan terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya.
Menurut United Nation Programme, 20% pencemaran air datang dari bahan tekstil.
Hal ini menumpuk, karena pada beberapa negara masih terdapat regulasi yang minim.
Dampaknya kemudian terjadi secara langsung pada air sungai, maupun lautan yang tercemar.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Benarkah Kamu Sangat Jeli? Jawabannya Terungkap dari Apa yang Dilihat pada Gambar
2. 92 juta ton limbah pakaian setiap tahunnya
Industri fast fashion diketahui menyebabkan munculnya limbah pakaian.
Pasalnya, sekitar 92 juta ton limbah pakaian timbul setiap tahunnya dan membutuhkan solusi.
Baca Juga: Adakah Yumi’s Cells Season 3?
3. Fast fashion menyebabkan mikroplastik
Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah mikroplastik. Untuk lebih jelasnya Anda bisa mengakses tautan berikut:
Ternyata, industri fast fashion berperan besar dalam menghadirkan limbah mikroplastik ini.
Baca Juga: Tes Psikologi: Karakter Kartun yang Dipilih Ternyata Bisa Ungkap Kekuatan dan Kelemahan Anda
Mikroplastik yang biasanya ditemukan dari bahan pembuat pakaian, seperti nylon atau polyster.
Data dari Earth.org juga memprediksikan bahwa sekitar setengah juta ton air laut telah terkontaminasi oleh mikroplastik ini.
Bagaimana menurut Anda?***