Simak! Berikut Langkah Mengobati Tuberkulosis pada Anak-Anak yang Sulit Dideteksi

17 Maret 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi Anak Sakit Tuberkulosis - Berikut adalah langkah-langkah untuk mengobati penyakit Tuberkulosis atau TBC yang sulit dideteksi, khususnya pada anak-anak.* //PIXABAY/Victoria_Borodinova

PR TASIKMALAYA - Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan TBC merupakan penyakit yang menyerang paru-paru.

Setiap orang dapat terkena Tuberkulosis tidak terkecuali anak-anak.

Menurut Cynthia Centauri selaku Dokter spesialis anak dari RSUI, mendeteksi Tuberkulosis pada anak lebih sulit dari pada dewasa.

Baca Juga: Negara Alami Kerugian Rp 40,537 Triliun, Dua Orang Ini Terlibat Kasus Asabri Sekaligus Jiwasraya

Sulitnya mendeteksi Tuberkulosis pada anak disebabkan karena anak-anak jarang menunjukan gejala TBC seperti batuk atau masalah lain dalam saluran pernafasan.

"Pada anak yang menderita TB jarang sekali yang mengalami batuk. Gejala yang sering terjadi yaitu pada berat badan anak yang tak kunjung naik naik dan demam terus menerus," kata dia dalam siaran pers RSUI, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara. 

Cynthia Centauri mengungkapkan apabila anak telah didiagnosis terkena TBC oleh dokter maka terdapat empat prinsip dalam melakukan pengobatan.

Baca Juga: Berhasil Masuk Nominasi di Piala Oscar, Berikut 3 Fakta Unik terkait Film Minari!

Prinsip dalam pengobatan anak terkena TBC adalah mengkonsumsi obat TBC atau OAT dengan teratur sampai tuntas atau sembuh.

Rutin melakukan pengobatan serta kontrol ke dokter.

Penghentian pengobatan harus atas keputusan oleh dokter bukan perkiraan keluarga pasien.

Pemenuhan gizi yang akurat sesuai dengan kebutuhan oleh pasien untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Baca Juga: Soroti Rencana Pemerintah Impor Beras Satu Juta Ton, Susi Pujiastuti: Berhenti Impor, Panen Masih Berlimpah

Cynthia juga menjelaskan pasien harus menjalani pola hidup bersih dan sehat serta mencari dan tatalaksana dalam penyakit penyerta.

RR. Diah Handayani selaku Dokter spesialis paru dari RSUI, menyoroti terkait tergesernya program TBC akibat dari pandemi Covid-19.

Menurut Diah saat ini fokus dari tenaga kesehatan dan masyarakat saat ini adalah kasus Covid-19.

"Upaya pencegahan TB seharusnya bisa lebih digalakan seperti pada kasus Covid-19. Upaya ini memerlukan kerjasama dan kolaborasi dari banyak pihak seperti kader, fasilitas layanan kesehatan, praktik sejawat, pemerintah, serta masyarakat," kata dia.

Baca Juga: Jhoni Allen Sebut AD ART Demokrat 2020 Cacat, Jansen Sitindaon: Jangan Berimajinasi, ini Disahkan Menkumham

Dia mengatakan, dalam melakukan pencegahan TBC maka dilakukan beberapa terapi yang perlu digalakkan kembali.

Beberapa terapi yang dilakukan diantaranya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), skrining, active case finding, TPT (Terapi Pencegahan Tuberkulosis),

Selain itu dilakukan juga terapi HIV serta komorbid lainnya.

Kemudian harus adanya layanan kesehatan serta dukungan sosial dan pengentasan kemiskinan

Baca Juga: Sebut Demokrat versi KLB Tak Berhak Gunakan Atribut Partai, DPD Jabar Siap Lapor Polisi Jika Melanggar

Untuk mengeliminasi TBC pada anak perlu dilakukan mulai dari pencegahan TBC laten serta infeksi TBC sebelum sakit.

Dalam melakukan upaya penanganan TBC bisa dipelajari dari penanganan Covid-19.

Diah juga menjelaskan penanganan TBC bisa melalui pelacakan kontak, identifikasi terapi, dan pencegahan secara agresif oleh banyak pihak.

"Sehingga, upaya pencegahan TB juga harus radikal," kata dia.

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Mulai Dirikan Cabang di Daerah, Dikabarkan Tunjuk Kader Hanura Jadi Ketua DPC di Bekasi

Adanya Kader TBC mampu berperan dalam pendampingan serta edukasi terhadap masyarakat terkait kewaspadaan TBC dan pengobatannya.

Hal tersebut disampaikan oleh dr.Rulliana Agustin selaku Ketua Perhimpunan Perkumpulan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) cabang Kota Depok.

Dia juga menyebutkan beberapa tantangan yang akan dialami oleh kader TBC seperti risiko tertular, cara memotivasi pasien, dan sebagainya.

"Tentunya kerja sama dengan berbagai pihak perlu terus dijalin karena TB adalah masalah kita bersama yang cukup besar; salah satu yang diharapkan misalnya penyediaan APD yang terjamin (minimal masker) bagi para kader," kata Rilliana.

Baca Juga: Di Tengah Polemik dengan Suaminya, Nindy Ayunda Rajin Posting Potret Menggemaskan Sang Buah Hati

Rilliana berharap di tengah pandemi Covid-19, semua pihak mampu berkolaborasi dalam menemukan dan mengatasi penyakit Tuberkulosis.

Selain itu diharapkan pula layanan laboratorium dan pengobatan TBC dapat berdampingan dengan layanan Covid-19.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler