Simak! Berikut 5 Alasan Anak Lebih Mudah Cedera Dibandingkan Orang Dewasa

5 Desember 2020, 11:17 WIB
Ilustrasi luka.* /Pixabay/Shutterbag75

PR TASIKMALAYA – Keamanan anak dari sisi kesehatan di masa pandemi Covid-19 sangat perlu diperhatikan.

Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 44 persen penyebab kematian anak di Amerika Serikat disebabkan oleh kecelakaan yang tidak disengaja.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, berikut lima alasan anak-anak lebih berisiko alami cedera dibandingkan orang dewasa:

Baca Juga: Beri Kunci Agar Ganjar Pranowo Bisa Diusung Megawati, Refly Harun: Jika Tak Nomor Satu akan Sulit

1. Anak memiliki kulit yang lebih tipis dan mudah terluka

2. Ukuran kepala yang lebih besar dalam proporsi tubuhnya

3. Anak belum mengetahui bagaimana menjaga diri mereka dari kecelakaan

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Pemilik Kartu BPJS Kesehatan Bakal Dapat Bantuan Rp 2,4 Juta?

4. Anak memiliki ukuran tangan dan kaki yang kecil yang memungkinkan lebih mudah masuk/tersangkut ke dalam lubang atau celah

5. Tinggi tubuh anak yang lebih pendek dibanding orang dewasa membuatnya kurang begitu terlihat (misalnya oleh pengendara di jalan).

Beberapa tips mencegah cedera pada anak usia dini yaitu dengan mengawasi anak saat bermain di luar rumah atau saat berada dekat sumber air.

Baca Juga: 8 Cara Lindungi Diri Saat Salah Satu Keluarga Terpapar Covid-19 di Rumah

Lalu, jauhkan anak dari benda-benda tajam, runcing dan korek api, ajari anak untuk selalu mencuci tangan tiap setelah beraktivitas untuk menghindari terjadinya keracunan.

Selain itu, hindari bentuk makanan yang besar atau ikan dengan banyak tulang untuk mencegah tersedak, hindari menggunakan alat bantu jalan, serta ajarkan anak nama, alamat, nomor telepon atau meminta bantuan saat tersesat.

Selain hal itu, orang tua juga perlu perhatikan kondisi kesehatan anak di situasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Hashim Djojohadikusumo, Susi Pudjiastuti: Keliru Apanya, Wong Saya Ada di Pantai

Menurut Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid mengatakan, saat pandemi Covid-19 ini, kita sering mendengar adanya klaster keluarga.

Klaster ini berawal dari seseorang yang sudah lebih dahulu tertular lalu menularkannya pada anggota keluarga lainnya.

"Hal ini dapat terjadi apabila salah satu anggota keluarga yang beraktivitas di luar rumah ternyata membawa pulang virus tersebut. Klaster keluarga berkontribusi hingga 85 persen terhadap peningkatan kasus positif," kata Retno.

Baca Juga: Lindungi Pemilih dari Ancaman Covid-19, KPU Sulawesi Tenggara Siapkan 15 Hal di TPS

Dokter Asti memberikan beberapa tips untuk mewaspadai adanya klaster keluarga, diantaranya tetap menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak), menghindari 3R (Ruang sempit, Rumpi, Ramai-ramai).***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler