“Oleh karena itu, pelatihan ini telah membahas tiga masalah utama hambatan non-tarif ke pasar Australia, yaitu biosecurity, packaging, dan labelling," tambahnya.
Baca Juga: Kolaborasi dengan Dua Lipa dan Heize, TWICE Bakal Rilis Album Penuh Pertama
Sembilan sektor prioritas perdagangan Indonesia ke Australia adalah: (1) furniture; (2) chair; (3) plywood; (4) apparel; (5) sacks and bags made of plastic; (6) rubber shoes; (7) fertilizers; (8) cell phones, dan; (9) TV visual equipment.
Sektor-sektor prioritas tersebut berhasil dipetakan setelah dilakukan penelitian oleh Badan Pengkajian, dan Pengembangan Kebijakan Kemlu dan konsultasi dengan seluruh Perwakilan Indonesia di Australia, ITPC Sydney, IIPC Sydney serta para pebisnis diaspora Indonesia.
Australia memang salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Total perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 7,8 miliar pada tahun 2019.
Baca Juga: Tak Anjurkan Lockdown jadi Solusi Atasi Covid-19, WHO: Buat Masyarakat Semakin Miskin
Dengan nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar USD 2,3 miliar dan ekspor Australia ke Indonesia sejumlah USD 5,5 miliar.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan IA-CEPA dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan ekspornya.
Pembahasan ini upaya Indonesia menghadapi pasar global yang kian besar, dan perdagangan internasional yang semakin kuat.
Baca Juga: Dua Sungai Meluap, Ribuan Warga Garut Terpaksa Mengungsi