Meski demikian, menurut dia, ada beberapa produk yang dapat bersaing di pasar ekspor diantaranya logam mulia dan perhiasan yang berkaitan erat dengan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bukan Halangan UMKM Jawa Barat untuk Berkarya dan Berinovasi
“Dilihat secara umum, perhiasan memang mengalami peningkatan. Mungkin karena desainnya yang beraneka ragam, hal ini menjadi daya tarik dan kekuatan dari perhiasan yang diekspor ke luar negeri,” ucapnya.
Di sisi suplai, Kemendag menyederhanakan proses pengurusan ekspor melalui National Logistics Ecosystem, mempermudah dan mempercepat pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui peerapan affixed signature dan stamp.
Untuk kebijakan di sisi ini, Tuti menuturkan pihaknya menggencarkan promosi dagang secara virtual sebagai upaya untuk menetrasi pasar internasional.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 4 Oktober 2020: Seluruh Wilayah akan Diguyur Hujan
Selain itu, untuk mendorong pelaksanaan business matching secara virtual melalui perwakilan Kemendag di luar negeri.
Di samping itu, Direktur Industri Kecil dan Menengah (UKM) Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Kemenperin Sri Yuniarti menuturkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar empat juta IKM di Indonesia yang menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja.
Lebih lanjut, phaknya telah melakukan program-program yang bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru dan menguatkan daya saing UKM.
Baca Juga: Sanksi Unik Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan di Padangsidimpuan