Apresiasi Langkah Ahok Kritisi Pertamina, Pengamat Ekonomi: Maju Terus Libas!

- 16 September 2020, 14:35 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bongkar aib Pertamina.
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bongkar aib Pertamina. /RRI

PR TASIKMALAYA – Pengamat Ekonomi Energi dari Center of Energy adn Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman memberikan apresiasi kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Yusri Usman memberikan apresiasi terhadap langkah sang Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) atas kritik pedasnya terhadap manajemen internal Pertamina.

Ia mengungkapkan, adanya keganjilan harga BBM disaat harga minyak dunia turun drastis, sementara Pertamina sama sekali tidak menurunkan harga.

Baca Juga: Ahok Didesak untuk Dicopot Jabatan dari Pertamina, DPR: Bikin Gaduh, Kinerja Juga Biasa-Biasa Aja

“Kami mengapresiasi langkah Ahok. Maju terus saja! Libas,” ungkap Yusri.

Sejak April hingga Juni 2020, Yusri berhipotesis bahwa Pertamina stagnan tidak menurunkan harga BBM sepeser pun, padahal harga minyak dunia pada posisi terendah selama 43 tahun terakhir.

Menurutnya, hal ini terjadi karena tidak efisiennya proses bisnis yang dijalankan Pertamina dari hulu ke hilir.

Baca Juga: Dinilai Selalu Buat Kegaduhan, Ahok Didesak untuk Mundur dari Jabatannya di Pertamina

Yusri mengatakan, Ahok bisa mengambil langkah tegas sebab memiliki beberapa aturan dan kewenangan untuk mengarahkan Pertamina memberikan evaluasi terhadap kinerjanya.

Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 31 UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003 tentang Tugas Komisaris BUMN yakni mengawasi dan menasehati direksi.

Lalu tugas dan wewenang sebagai komisaris lebih lengkap dan detail diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2005 terkait pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN.

Baca Juga: Pandemi Buat 'Genting' Berbagai Negara, Sandi Ungkap Ancaman Tiongkok dan India untuk Indonesia

“Sangat bisa melakukan tindakan semua itu, atau paling tidak dia bisa membuat rekomendasi dari dewan komisaris yang ditunjukan kepada Menteri BUMN untuk mengganti jajaran direksi dan komisaris di holding dan sub holding, serta ‘cucu’ dan ‘cicitnya’ yang telah terlanjur menempatkan orang yang tidak memiliki kompetensi dan integritas, serta tidak kredibel,” ujar Yusri.

Masalah timbul ketika Ahok mengungkapkan dalam media sosial bahwa internal Pertamina perlu melakukan efisiensi terkait dengan gaji pegawai hingga level direksi.

Ahok mengkritik Pertamina sebagai korporasi yang belum bisa menyeimbangkan keuangan perusahaan. Selain itu, ia mengkritik Kementerian BUMN dalam melakukan pergantian direksi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x