Cegah Resesi dengan Tingkatkan Daya Beli Warga, Ketua APRINDO Minta Pemerintah Cairkan Subsidi Gaji

- 16 Agustus 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi uang yang menjadi tanda perekonomian.*
Ilustrasi uang yang menjadi tanda perekonomian.* /Pexels

PR TASIKMALAYA - Daya beli masyarakat yang rendah di tengah pandemi Covid-19 membuat Indonesia kini dikhawatirkan masuk resesi.

Dalam hal ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan daya beli demi memajukan kembali ekonomi Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Bali, Anak Agung Ngurah Agung Agra pada Minggu, 16 Agustus 2020.

Baca Juga: Apresiasi Kinerja Polri Mengusut Kasus Djoko Tjandra, Pengamat: Penyidikan ini Berjalan Profesional

"Jadi memang saat ini adalah bagaimana agar untuk menjaga daya beli masyarakat, menjaga tingkat konsumsi masyarakat, sehingga perekonomian tetap bisa berputar, yang nantinya pandemi ini bisa segera berakhir, dan perekonomian pun bisa segera melaju kencang kembali," ujarnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.

Namun tak sampai di situ, demi meningkatkan daya beli dari masyarakat tersebut ia meminta pemerintah untuk menyairkan stimulus.

Stimulus dapat dalam bentuk bantuan subsidi upah bagi pegawai swasta berpenghasilan di bawah Rp 5 juta, seperti yang saat ini santer dibicarakan.

Baca Juga: Dipicu oleh Penebangan Pohon, Sebuah Ledakan Terjadi di Tiongkok dan Sebabkan Banyak Korban

Karena menurutnya, kini Masyarakat golongan menengah kebawah pendapatannya tidak terlalu besar, atau bahkan sekarang sudah tidak memiliki pendapatan.

Sehingga hal itu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan menimbulkan penurunan ekonomi di Tanah Air.

 

"Itu memang salah satu upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Karena kan sekarang kondisinya begini. Masyarakat golongan menengah kebawah, saat ini dengan mereka pendapatannya yang mungkin tidak terlalu besar, atau bahkan sekarang sudah tidak memiliki pendapatan, itu yang daya belinya berkurang, sehingga konsumsi mereka terbatas," ujarnya.

Baca Juga: Bos Repsol Honda Ungkap Kondisi Terkini Marc Marquez Pasca Operasi

"Sedangkan masyarakat dengan golongan menengah keatas, saat ini mereka rata-rata takut untuk mengeluarkan dananya, karena masih belum mengetahui akan berapa lama pandemi ini,' tambahnya lagi.

Ia menilai stimulus berupa bantuan subsidi upah itu bisa meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat golongan menengah kebawah.

Sebagai contoh, Agung Agra membeberkan hampir sebagian besar ritel di Pulau Dewata mengalami penurunan omzet karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tersangka Pinangki Masih Berstatus Jaksa, Kapus Penerangan Hukum Kejagung Buka Suara

Kemerosotan transaksi di sektor ritel secara kumulatif menyentuh angka 80%. Kontraksi terbesar terjadi untuk ritel fashion dan produk tersier lainnya.

Sedangkan omzet ritel yang menyediakan kebutuhan sehari-hari turun diangka 30 - 45%.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x