Namun para produsen membiarkan pintu terbuka untuk mengubah kebijakan dengan cepat jika permintaan mengalami penurunan akibat langkah-langkah untuk menahan penyebaran varian Virus Corona Omicron.
Mereka mengatakan bahwa mereka dapat bertemu lagi sebelum pertemuan terjadwal berikutnya pada 4 Januari, jika diperlukan.
"Itu mendorong harga dengan "para pedagang enggan bertaruh melawan grup yang akhirnya menghentikan kenaikan produksinya"," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Antara.
Analis Wood Mackenzie, Ann-Louise Hittle mengatakan masuk akal bagi OPEC+ tetap pada kebijakan mereka untuk saat ini, mengingat masih belum jelas apakah Omicron dapat resisten terhadap vaksin yang ada.
"Anggota kelompok melakukan kontak rutin dan memantau situasi pasar dengan cermat," kata Hittle dalam komentar surelnya.
Baca Juga: Nagita Slavina Perdana Memandikan Baby R: Udah Lupa Mama
"Akibatnya, mereka dapat bereaksi dengan cepat ketika kita mulai lebih memahami skala dampak varian Omicron dari Covid-19 terhadap ekonomi dan permintaan global," sambungnya.
Pasar telah bergolak sepanjang minggu oleh munculnya Omicron dan spekulasi bahwa hal itu dapat memicu penguncian baru, mengurangi permintaan bahan bakar dan memacu OPEC+ untuk menahan kenaikan produksinya.
Harga minyak Brent siap untuk mengakhiri minggu dengan turun sekitar 4,0 persen, sementara harga minyak WTI berada di jalur untuk penurunan 2,0 persen pada minggu ini, keduanya turun untuk minggu keenam berturut-turut.