Indonesia Masih Diserang Pandemi Covid-19, DPD: UMKM di Sebagian Wilayah Mampu Bertahan

25 Oktober 2020, 21:59 WIB
Ilustrasi UMKM.* /Pixabay/ /

PR TASIKMALAYA - Sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya yang ada di Malang, Jawa Timur, mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu dinyatakan oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mahmud Mattalitti. 

“Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 54 persen, sehingga dalam upaya untuk memulihkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19, harus mengoptimalkan peran UMKM yang ada,” ucap La Nyalla.

Baca Juga: PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang, Kebijakan Plat Ganjil-Genap Kembali Ditiadakan  

Ia mengatakan bahwa UMKM telah teruji di masa krisis, dan ia ingin melihat langsung kinerja UMKM yang ada di masa pandemi tersebut.

Menurut La Nyalla, sektor UMKM yang mampu bertahan di masa krisis merupakan tulang punggung perekonomian untuk wilayah Jawa Timur. Bahkan, meskipun saat ini terjadi kontraksi ekonomi, sektor UMKM kebanyakan tidak melakukan pemberhentian karyawannya.

La Nyalla menambahkan pihaknya mengapresiasi salah satu industri kecil yang ada di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yakni produsen keripik singkong, yang hingga saat ini mampu mempertahankan seluruh karyawannya di tengah pandemi Covid-19.

"Di sini, UMKM tidak mengurangi 120 tenaga kerjanya, dan tetap menyerap singkong hasil tanam masyarakat sekitar. Sementara banyak industri skala besar mengurangi jumlah karyawan. Tapi UMKM ini tetap bertahan. Ini tentu harus diapresiasi," ujar La Nyalla.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Anies Baswedan Kembali Berlakukan PSBB Transisi di DKI Jakarta

Namun, lanjut La Nyalla, memang tidak semua UMKM yang ada mampu bertahan dari terpaan krisis yang ditimbulkan pandemi Covid-19.

Hal itu dikarenakan, tidak semua komoditas yang dihasilkan, mampu diserap oleh pasar, terutama pada saat pandemi virus Corona.

"Saya mendukung agenda Kadin Jatim yang akan menggelar pameran produk UMKM pada pertengahan November nanti," ujar La Nyalla.

Sementara itu, pemilik usaha Kripik Singkong Lumba-Lumba, Sucipto mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19, permintaan produk kripik singkong mengalami penurunan, dan berdampak pada penurunan produksi.

Baca Juga: Genap Satu Tahun Menjabat Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Mendapat Nilai Merah dari FGSI

"Akan tetapi proses produksi masih berjalan. Tidak berhenti," kata Sucipto.

Saat ini, pasokan bahan baku singkong yang diolah berkisar antara 6-8 ton per hari. Sementara pada saat sebelum masa pandemi Covid-19, produksi bisa mencapai 10-12 ton singkong per hari, atau setara dengan 3.000 bungkus kripik singkong per hari.

Kripik singkong produksi Kabupaten Malang tersebut, dipasarkan di toko dan di pasar tradisional. Sementara pemasaran di ritel modern, ia mengaku masih terbatas di satu ritel saja, dan untuk kebutuhan pasar di wilayah Surabaya, Mojokerto dan Malang.

Sucipto mengharapkan ada pelatihan yang bisa memberikan peningkatan kualitas produksi kripik singkong buatannya itu. Dengan adanya peningkatan kualitas, dan perbaikan kemasan, diharapkan produknya bisa menyasar pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Geram Atas Sikap Presiden Prancis pada Muslim, Erdogan: Ia Membutuhkan Perawatan dan Periksa Mental

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Kadin Kabupaten Malang, Priyo Sudibyo, mengatakan siap membantu membuka jaringan pasar dan memfasilitasi pelatihan kemasan dengan standar ekspor, serta pelatihan cara mempersiapkan dokumen-dokumen ekspor.

"Kami siap untuk membantu membuka pasar, memberikan pelatihan kemasan dengan standard ekspor, termasuk mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk eskpor," ujar Priyo.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler