Udara Segar untuk Indonesia, Nilai Ekspor ke Tiongkok Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19

7 Oktober 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi hubungan kerja internasional. //Freepik

PR TASIKMALAYA - Di tengah pandemi, kabar baik diperoleh dari kinerja ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu yang dinilai mengalami peningkatan hingga Agustus 2020.

Tampak total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok serta nilai ekspor beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia ke Tiongkok meningkat.

Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun menyampaikan, volume perdagangan Indonesia dengan Tiongkok pada periode Januari sampai Agustus 2020 mencapai 48,7 miliar dolar Amerika Serikat (Amerika Serikat).

Baca Juga: Di Sela-sela Demo Penolakan UU Ciptaker, Seorang Polisi Pimpin Salat Berjamaah Para Pendemo

Hal itu didapatkan berdasarkan data yang dirilis oleh Kepabeanan Tiongkok.

Berdasarkan volume perdagangan tersebut, total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 23,3 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6.4% dibandingkan dengan nilai total ekspor tahun sebelumnya dalam periode yang sama.

Sementara untuk nilai impor Indonesia dari Tiongkok pada periode tersebut mencapai USD 25,4 miliar.

Baca Juga: Pusbimdik Khonghucu Kemenag Selenggarakan Pemilihan Guru Agama Teladan

Menurun sebesar 11.8% dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama.

“Defisit perdagangan Indonesia dari Tiongkok dalam periode ini mencapai 2 miliar dolar AS,” ujar Djauhari dalam keterangan tertulis, Rabu 7 Oktober 2020.

Dia menjelaskan tahun lalu untuk periode Januari sampai Agustus 2020, kita defisit 6,6 miliar dolar Amerika Serikat, jadi ada penurunan defisit yang sangat signifikan, hingga 69,2%.

“Apabila tren tersebut terus berlangsung maka diharapkan sampai dengan akhir tahun defisit akan berkurang banyak dibandingkan tahun lalu” tambah Djauhari.

Baca Juga: Pusbimdik Khonghucu Kemenag Selenggarakan Pemilihan Guru Agama Teladan

Beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini tercatat mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan, di antaranya:

Besi dan Baja (HS 72) meningkat 134.3%; Tembaga (HS 74) meningkat 88.5%; Alas kaki (HS 64) meningkat 31.9%; Kertas dan Paperboard (HS 48) meningkat 118.7%; Produk perikanan (HS 03) meningkat 16.2%; Karet (HS 40) meningkat 25.8%;

Plastik (HS 39) meningkat 20.4%; Timah (HS 80) meningkat 1163.6%; Aluminium (HS 76) meningkat 4124.1%; Bahan Kimia inorganik (HS28) meningkat 63.1%;

Buah-buahan tropis (HS 08) meningkat 72.8%; Kopi, teh dan rempah-rempah (HS 09) meningkat 280.8%.

Baca Juga: Samakan Covid-19 dengan Flu, Postingan Donald Trump Dihapus oleh Pihak Facebook

Sedangkan untuk produk Tekstil (HS 63) meningkat 3296.3%; Produk Kain khusus (HS 56) meningkat 54.2%; Produk Essential Oil, kosmetik dan lainnya (HS 33) meningkat 25.3%;

Produk minuman, cairan alkohol dan vinegar (HS 22) meningkat 166.4%; Produk keramik (HS 69) meningkat 24.7%; Gula dan Produk Gula (HS 17) meningkat 374.6%;

Kaca dan Produk Kaca (HS 70) meningkat 33.6%; Produk farmasi (HS 30) meningkat 24.8%; Sarang Burung Walet (HS 0410) meningkat 90.3%, dll.

Baca Juga: Bukan Rumah Ataupun Tempat Umum, Bima Arya: Klaster Penyebaran Covid-19 di Perkantoran Paling Bahaya

Mengenai realisasi investasi Tiongkok di Indonesia, Djauhari menyampaikan pada periode Januari sampai Juli 2020 telah mencapai 2.4 miliar dolar Amerika Serikat, meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Dengan demikian Tiongkok merupakan investor kedua terbesar di Indonesia.

Angka tersebut apabila ditambah dengan investasi dari Hongkong senilai 1.7 miliar dolar AS, maka dapat dikatakan bahwa Tiongkok plus Hongkong merupakan investor terbesar di Indonesia pada periode kuartal pertama.

Baca Juga: Ikuti Demo Buruh Tolak UU Cipta Kerja, Pelajar dan Anak-anak Diamankan Pihak Polda Metro Jaya

Sementara untuk data Realisasi Investasi RRT ke Indonesia periode Januari sampai Agustus 2020 baru akan dipublikasikan akhir Oktober.

Semoga kinerja ekpor Indonesia ke Tiongkok semakin baik dengan memanfaatkan platform e-commerce yang semakin menggeliat di masa pandemi Covid-19 ini.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler