PIKIRAN RAKYAT - Bantuan Sosial Tunai (BST) tahap kedua bagi warga terdampak Covid-19 akan cair awal bulan Juni.
Bantuan tersebut diberikan oleh pemerintah supaya dapat dimanfaatkan bagi warga yang terdampak Covid-19.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM) Kementerian Sosial (Kemensos), Asep Sasa Purnama.
Baca Juga: Polisi Sebut Kucing Besar Berkeliaran di Taman Tak Bahaya, Seorang Pria Justru Yakini itu Cheetah
"Rencana awal Juni gelombang kedua BST sudah bisa dicairkan keluarga penerima manfaat (KPM)," kata Asep di Indramayu, Rabu, saat melakukan monitoring dan supervisi BST di Kabupaten Indramayu.
Asep mengatakan, saat ini dana BST tahap dua sudah berada di kantor PT Pos Indonesia. Mereka tinggal menunggu perintah pencairan dari pemerintah.
"Sedangkan untuk gelombang ketiga, kalau sesuai jadwal itu pekan ketiga bulan Juni," ujarnya.
Baca Juga: 4 Media Terbesar Brasil Tarik Wartawan dari Kediaman Presiden, Dianggap Plot Gulingkan Bolsonaro
Dari data yang ada, kata Asep, alokasi KPM BST di Kabupaten Indramayu mencapai 33.954 keluarga. Sementara untuk realisasi KPM BST yang sudah tersalurkan di Kabupaten Indramayu 30.203 keluarga.
Setiap KK mendapatkan BST sebesar Rp 600.000 setiap bulan selama 3 bulan, selama masa pandemi COVID-19. Sementara data KPM penerima BST di Provinsi Jawa Barat a.070.758 keluarga.
"Dalam penyaluran BST, selain menggandeng PT Pos Indonesia, kami juga menggandeng Himpunan Bank Milik Negara (Himbara)," tuturnya.
Baca Juga: Desak Perpanjang Gencatan Senjata, Afghanistan akan Bebaskan Sebanyak 900 Anggota Taliban
Kemensos menargetkan jumlah penerima BST seluruh Indonesia pada masa pandemi Covid-19 ini mencapai 9 juta KPM.
Dari data tersebut, PT Pos Indonesia mengkover sekitar 8,3 juta KPM dan sisanya disalurkan oleh Himbara.
Ia menambahkan, untuk pencairan BST di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) dilakukan sekaligus tiga bulan.
Baca Juga: Tunda Uji Coba, WHO Tinjau Cepat Data Hydroxychloroquine untuk Keamanan
Contohnya di wilayah Maluku dan Papua, karena ongkos pengiriman BST ke wilayah tersebut sangat mahal.
"Kita berharap gelombang ketiga terutama daerah jauh seperti Papua kalau disalurkan setiap bulan menjadi tidak efisien, ongkosnya mahal. Jadi langsung 3 bulan," kata Asep.***