Hoakh Atau Fakta: Benarkah Vaksin Sinovac di Indonesia Mengandung Babi dan Racun Berbahaya?

- 29 September 2020, 08:23 WIB
ILUSTRASI vaksin.*
ILUSTRASI vaksin.* /Xinhua/Zhang Yuwei

PR TASIKMALAYA – Tersebar rumor di berbagai media jejaring sosial jika Vaksin Sinovac, vaksin yang digunakan untuk menangani Covid-19 akibat virus SARS-Cov-2 mengandung babi.

Rumor tersebut berisi pesan berupa ajakan agar sejumlah pihak menolak vaksin Sinovac karena di dalamnya terkandung babi dan racun yang membahayakan.

Selain itu, rumor tersebut menyebutkan bahwa vaksinasi merupakan bagian dari sindikat perdagangan gelap internasional yang arahnya belum jelas.

Baca Juga: Polemik Peran BIN atas Penanganan Covid-19 di Indonesia, Penugasan Datang Langsunng dari Jokowi

Namun, apakah benar vaksin Sinovac mengandung babi dan racun berbahaya?

Dikutip dari situs ANTARA, Vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech di Indonesia sedang dalam uji klinis tahap ketiga.

PT Biofarma pada tanggal 27 Agustus 2020, menerima surat pernyataan dari Sinovac Biotech bahwa vaksin tersebut tidak mengandung gelatin babi.

Selain itu, Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) pada tanggal 15 Agustus 2020 dalam situs resminya menyatakan, LPPOM MUI telah berkomunikasi dan menjalin kesepakatan awal dengan Bio Farma terkait dokumen serta prosedur untuk sertifikasi halal vaksin Sinovac.

Baca Juga: Ramai Tagar #TerimaksihBIN. Bentuk Dukungan Masyarakat kepada BIN yang Terlibat Atasi Covid-19

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x