Hoaks atau Fakta: Beredar Klaim Benarkah Tidak Ada yang Meninggal Murni karena Covid-19?

- 19 Juni 2020, 07:35 WIB
DISINFORMASI - klaim salah informasi yang menjelaskan tentang informasi seputar penyakit yang disebabkan oleh virus corona.*
DISINFORMASI - klaim salah informasi yang menjelaskan tentang informasi seputar penyakit yang disebabkan oleh virus corona.* //KOMINFO

PR TASIKMALAYA – Beredar pesan berantai di media komunikasi Whatsapp yang menjelaskan tentang informasi seputar penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19).

Pesan itu menguraikan penjelasan tentang rapid test, Polymerase Chain Reaction (PCR), dan klaim bahwa tidak ada orang yang meninggal murni karena virus corona.

Namun klaim perbedaan Rapid Tes, PCR (Polymerase Chain Reaction) dan tidak ada orang yang meninggal murni karena Virus Covid adalah klaim yang keliru.

Baca Juga: Kompak Pamer Cincin di Jari Manis, Tara Basro-Daniel Adnan Kagetkan Jagat Maya, Netizen: Menikah?

Hasil penelusuran tim PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta dan klaim tentang Rapid Test, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan Virus Covid19.

Fakta tentang Rapid Test, tidak benar orang yang menderita flu bakal reaktif Covid-19 saat dites menggunakan rapid test. Rapid test adalah metode untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang diproduksi tubuh untuk melawan virus corona. 

Mengutip dari laman Jakarta Lawan Hoaks, dijelaskan bahwa dalam rapid test terdapat enzim yang berperan dalam menentukan hasil tes Covid-19 yang dilakukan seseorang. 

Baca Juga: Siapkan Lahan Sekira 3 Hektare, Pemkot Tasik Rencanakan Relokasi Lapas Setelah 20 Tahun Menanti

Rapid test Covid-19 didesain untuk mendeteksi antibodi khusus melawan virus corona. Oleh karena itu, tidak benar jika dikatakan orang yang menderita flu bakal reaktif COVID-19 saat dites menggunakan rapid test.

Kedua Fakta tentang PCR, PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Baca Juga: Donald Trump Tandatangani RUU Muslim Uighur, Tiongkok Desak AS Berhenti Campuri Urusan Dalam Negeri

Material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid).

Dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut.

Salah satunya digunakan untuk mendeteksi virus Corona penyebab Covid-19. Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang lebih sering disebut virus Corona. Virus Corona penyebab Covid-19 ini merupakan jenis virus RNA. 

Baca Juga: Kesabaran Militer Habis, Korea Utara Peringatkan Langkah Pembalasan untuk Korsel

Jika temuan materi ternyata identik dengan DNA virus SARS-CoV-2, maka hasil pemeriksaan dikonfirmasi positif. Jadi, tidak benar tes PCR tidak bisa mendeteksi virus secara spesifik.

Mengutip dari laman resmi Kominfo, ada sebagian pasien Covid-19 yang meninggal tanpa penyakit penyerta. Sekitar 97,7 persen dari 1.883 pasien meninggal akibat Covid-19 tidak memiliki penyakit penyerta atau tidak memiliki data lengkap. 

Ini artinya, ada sebagian pasien Covid-19 yang meninggal di Indonesia tidak disertai penyakit bawaan.

Baca Juga: Langgar Kesepakatan Damai Tahun 2018, Korea Utara Kirim Militer ke Zona Demiliterisasi

Maka, dengan begitu klaim tidak ada orang yang meninggal murni karena virus corona tidak dapat dibenarkan. Karena sudah ada kasus pasien Covid-19 yang meninggal tanpa penyakit penyerta. 

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan dan seluruh pemeriksaan fakta di atas, klaim perbedaan Rapid Tes, PCR (Polymerase Chain Reaction) dan tidak ada orang yang meninggal murni karena Virus Covid adalah klaim yang keliru.

Rapid test Covid-19 didesain untuk mendeteksi antibodi khusus melawan virus corona, sementara Tes PCR dilakukan untuk mendeteksi materi genetik spesifik yang terdapat di dalam virus corona.

Baca Juga: Hadapi Era Normal Baru, Berikut Tips untuk Para Pengguna Motor agar Tetap Terjaga Kesehatannya

Kemudian klaim yang mengatakan tidak ada orang yang meninggal murni karna virus corona juga tidak dapat dibenarkan. Faktanya, sekitar 97,7 persen dari 1.883 pasien meninggal akibat COVID-19 tidak memiliki penyakit penyerta atau tidak memiliki data lengkap.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kominfo Jakarta Lawan Hoaks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah