Selain itu, situs Reuters pernah mengangkat polemik pestival tersebut melalui artikel berjudul 'Toxic' Indian festivals poison waterways, pada 18 Agustus 2008.
Dalam artikel Reuters tersebut dijelaskan, warga hindu di India memiliki tradisi setelah festival Ganesh Chaturthi. Tradisi itu dijelaskan dengan warga setempat membuang patung, bunga, daun, dekorasi yang dilarungkan ke dalam aliran sungai.
Baca Juga: Dokter RSUP Sanglah Denpasar Persembahkan Puisi Bertajuk 'Pemakaman Sunyi Seorang Dokter'
Adapun tradisi ini ditujukan untuk menghormati Ganesha sebagai dewa kebijaksanaan dan kemakmuran. Selain itu, tradisi ini untuk merayakan datangnya Ganesha ke bumi.
Namun begitu, tradisi itu sebenarnya ditentang Pemerhati Lingkungan India, Shyam Asolekar. Shyam menilai, tradisi itu merusak lingkungan.
Pasalnya, patung-patung yang dibuang ke sungai banyak terbuat dari bahan plastik, semen, dan plester yang merupakan bahan tidak dapat terurai secara alamiah.
Sementara itu, hasil penelusuran lain menunjukkan bahwa isu tersebut sudah pernah diperiksa faktanya dalam situs Turn Back Hoax.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Mengalami Penurunan Dramatis, Slovenia Deklarasikan Berakhirnya Masa Pandemi
Hal ini terlihat dalam artikel yang berjudul “[SALAH] Hindu di india Melemparkan Patung Buatan Mereka Ke Laut Karena Tidak Bisa Menolong Mereka Dari Corona” yang diunggah 22 April 2020 lalu.
Saat itu, narasi yang beredar dikaitkan dengan agama Islam. Sedangkan narasi saat ini dikaitkan dengan agama Kristen.
Dengan demikian, klaim yang disematkan dalam unggahan itu tentang warga India membuang patung terkait virus Corona adalah tidak benar. Untuk itu, unggahan yang beredar itu termasuk dalam kategori Konten yang Salah atau False Context.***