“Hasil verifikasi fakta Jabar Saber Hoaks, Pemerintah Kota Cirebon dan BKSDA Jawa Barat menyatakan, penyebab kematian burung-burung tersebut karena cuaca ekstrem yang melanda Kota Cirebon, bukan karena Chemtrail dan radiasi frekuensi 5G,” ujarnya.
“KESIMPULAN: Rumor yang menyebut, di Cirebon Jawa Barat, ribuan burung pipit mati karena Chemtrail dan radiasi frekuensi 5G adalah tidak benar (misleading content),” tuturnya menegaskan.
Baca Juga: Presiden Moon Jae In Serukan Akhiri Perang dengan Korea Utara, Ini Jawaban Pembantu Kim Jong Un
Fenomena matinya ribuan burung pipit di kota Cirebon itu bisa menjadi indikator yang baik terkait dengan kondisi alam sekitar kita saat ini.
Burung pipit itu bisa menjadi bioindikator terkait seberapa jauh kerusakan alam yang sudah terjadi, secara khusus di negara ini.
Beberapa jenis hewan memang peka terhadap perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap dirinya, contohnya; ikan, moluska, ekinodermata, krustase, dan juga cacing.
Baca Juga: Tes Psikologi: Mana yang Bukan Keluarga? Jawabannya Ungkap Gambaran Hubunganmu dengan Orang Lain
Penelitian yang dilakukan dua peneliti dari BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) Muhammad Reza Cordovas dan Triyoni Purbonegoro tentang bioindikator menjelaskan pengaruh toksisitas (racun) terhadap makhluk hidup bisa diketahui dari beberapa hewan.
Bahkan, ada penelitian terkait dengan tingkat kandungan merkuri pada tubuh beberapa burung air di perairan Gorontalo dan Sulawesi Utara.