Facebook Hapus Konten Seruan 'Hentikan Pencurian' Milik Pendukung Donald Trump

- 6 November 2020, 11:17 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook /.*(foto antaranews.com)

PR TASIKMALAYA - Facebook mengatakan telah menghapus akun pendukung Trump yang menyerukan ajakan melakukan kekerasan dan klaim tidak berdasar.

Kelompok itu menyebut jika Partai Demokrat telah muncuri suara hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Kamis, 5 November 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuteurs, grup tersebut bernama ‘Stop the Steal’, yang menyerukan bantuan untuk melindungi integritas suara.

Baca Juga: Indo Barometer: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik, Ma'ruf Amin Turun

Kini, bertambah 1.000 anggota baru setiap 10 detik dan telah berkembang menjadi 365.000 anggota dalam satu hari sejak Kamis sore.

"Kelompok itu diorganisir seputar delegitimasi proses pemilihan dan kami melihat seruan yang mengkhawatirkan adanya kekerasan dari beberapa anggota kelompok," kata seorang juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan, Jumat, 6 November 2020.

Ia mengatakan, langkah itu sejalan dengan 'tindakan luar biasa' yang diambil Facebook selama 'periode ketegangan yang meningkat ini.'

Baca Juga: Turun ke Jalan, Pendukung Trump: Pemilihan Selesai, Pertarungan Berlanjut

Pendukung kelompok tersebut mengkritik penutupan tersebut, mengatakan bahwa mereka mengorganisir protes damai.

Mereka mengklaim telah bekerja keras untuk mengawasi komentar tersebut dan bahwa Facebook tidak memberikan peringatan pada saat itu. 

Chris Barron, juru bicara kelompok itu, mengatakan lawan politik mereka juga menyuarakan keprihatinan atas pemilihan yang dicuri dan mengorganisir protes tetapi tidak menghadapi masalah yang sama.

Baca Juga: Soal Pelajar Ikut Demo, Haris Azhar Singgung Sikap Berlebihan Tri Rismaharini

"Jika Facebook ingin menjadi penengah kebenaran, maka banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan. Dalam kasus apa pun, pemilu sudah berakhir, jadi tidak ada disinformasi pemilu yang harus dibagikan," kata Barron.

Sebuah tinjauan terhadap sejumlah kecil komentar yang dikirimkan ke grup sebelum penghapusannya tidak menemukan seruan langsung atas kekerasan.

Akan tetapi premis yang dikelolanya, bahwa suara Republik sedang ‘dibatalkan’ oleh Demokrat dan tidak memiliki dasar pada fakta di lapangan.

Baca Juga: Tegaskan Hanya Penyampaian Aspirasi, Polda Metro Jaya: Tak Ada Sweeping Produk Prancis

Selama berbulan-bulan, Trump dan sekutu Republik telah meletakkan dasar-dasar untuk meragukan integritas pemilu AS jika presiden kalah dalam pemilihan ulangnya.

Ketika pemilu kembali menunjukkan gambaran yang cerah bagi penantang Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan ketika penyiar AS dan outlet media utama lainnya terus menepis klaim kemenangan Trump yang terlalu dini.

Presiden dan pendukungnya menggunakan media sosial untuk mencoba mengubah narasi, berupa melayangkan teori konspirasi menggunakan tagar #StopTheSteal.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah