Soal Perbedaan Penemuan Vaksin, Ahli Virologi Ungkap Manfaat Teknologi

- 3 November 2020, 11:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19: Tiongkok klaim vaksin Covid-19 produksi negaranya aman bagi manusia dan telah ditawarkan secara daring.
Ilustrasi vaksin Covid-19: Tiongkok klaim vaksin Covid-19 produksi negaranya aman bagi manusia dan telah ditawarkan secara daring. /PIXABAY/ckstockphoto

PR TASIKMALAYA - Ahli Virologi Universitas Udayana, Prof. Ngurah Mahardika menyebut, penemuan vaksin di masa sekarang lebih cepat dibandingkan dengan masa lalu.

"Zaman dahulu tentu harus dapat agennya dulu yang murni. Setelah itu diperbanyak, dan kemudian baru disiapkan sebagai vaksin.

"Itu yang menempuh waktu yang lama,” jelas Prof. Ngurah Mahardika dalam dialog KPCPEN, Senin, 2 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari RRI.

Baca Juga: UMP Sumut 2021 Tak Berubah, Edy Rahmayadi: Kalau Saya Naikkan Menyalahi Keputusan

Ia mengatakan pada zaman sekarang, teknologi telah memungkinkan kita melakukannya dengan cepat. Tidak perlu lagi agen penyakit dan bisa dibuat sintetis, jadi bisa sangat cepat.

Zaman dahulu, perlu waktu lama untuk menemukan bibitnya saja. Zaman sekarang hanya perlu waktu satu dua bulan saja untuk menemukan bibitnya.

“Sedikitnya ada empat ragam vaksin yang dibedakan berdasarkan bahan dasarnya,” ucap Ngurah Mahardika.

Baca Juga: Sampaikan Pujian, Conor McGregor sebut Khabib Nurmagomedov Petarung Terbaik

Pertama yang berbasis virus murni yang dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi manusia, ada pula yang berbasis DNA atau mRNA, ketiga ada vaksin berbasis adenovirus, dan terakhir adalah vaksin berbasis protein.

"Ragam basis vaksin ini punya kelebihan dan kekurangan tentunya, seperti vaksin berbasis virus yang dimatikan yang saat ini diujicobakan di Indonesia adalah jenis paling lazim, sehingga regulasi penggunaanya jauh lebih ringkas," terangnya.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x