Ia meyakini, di zaman pertanian presisi ini, kecermatan dalam pengaturan waktu tanam memerlukan data yang akurat dan cepat.
Baca Juga: Sekda Meninggal Akibat Covid-19, Begini Kondisi Anies Baswedan yang Kerap Terlihat Selalu Bersamanya
“Data ini yang akan diolah dan menghasilkan informasi untuk mengambil keputusan. Sehingga, penggunaan telemonitoring berbasis IoT ini menjadi sebuah kebutuhan.
“Saat ini, riset dituntut harus real-time, sehingga penambangan data harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang valid.
Di era ‘tsunami data’ ini, memahami data akan menghasilkan keputusan yang lebih baik, terlebih jika data tersebut dapat diakses setiap waktu,” lanjut Agustami.
Baca Juga: 9 Rekannya Berhasil Maju ke Babak Final, 13 Kontestan yang Tereliminasi Beri Dukungan dan Semangat
Agustami juga menjelaskan soal perangkat yang berfungsi untuk menjalankan sistem telemonitoring pada umumnya terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dengan sensor, box panel/terminal, jaringan internet, dan penyedia database.
Ia mengatakan, beberapa sampel aplikasi telemonitoring berbasis IoT dapat diaplikasikan di mesin pengering mekanis untuk beberapa hal seperti mengetahui kadar air tanpa perlu menghentikan proses pengeringan, mengetahui suhu, Rh, tekanan udara, dan lain-lain.
“Telemonitoring juga dapat diterapkan dalam efektivitas pengairan sawah melalui sistem irigasi telemonitoring untuk mengukur level air,” pungkasnya.***